
Kala (dalam Sastra Kawi) adalah personifikasi Waktu. Kala ditampilkan sebagai kekuatan yang "hidup, nyata, bergerak, halus" dan sekaligus 'seram'.
Di atas semua sifat itu, Ia dipandang 'suci' sehingga disebut Bhatara Kala atau Sang Hyang Kala. Ia sejajar dengan para Dewa lainnya. Dalam hal kesaktian, Ia bahkan pernah mengalahkan para Dewa.Dalam upacara Pangupa Hayu untuk tanah-pekarangan dan lain-lain yang termasuk palemahan hala dan karang kebaya-baya agar juga disebutkan dibuatkan banten caru dengan tingkatan seperti misalnya “manca sanak”, “manca kelud”, dan juga “balik sumpah” ini.
***