Panca Kelud (atau manca kelud) adalah jenis caru yang dipergunakan sebagai dasar dalam upacara-upacara mepedanan, ngenteg linggih dan lain sebagainya.
Caru panca kelud atau disebut sebagai caru panca rupa yang juga digunakan saat upacara “Ngalinggihang Dewa ring Parhyangan, agung alit, upacara pamungkah, pakiyisan agung/alit, mapadudusan agung/alit/madya.
Dalam tata cara pengaturan bebantenan disebutkan :
a. Dasarnya menggunakan caru panca sata selengkapnya
b. Runtutannya :
- Tenggara : bebek bulu sikep melayang-layang, dagingnya olah ketengan menjadi 88 tanding karangan 1 sami pada ngawa suci dandanan
- Barat daya : asu bang bungkem melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 33 tanding, karangan 1
- Barat laut : kambing melayang-layang, dagingnya olah ketengan dadi 11 tanding, karangan 1
- Timur laut : angsa melayang-layang dagingnya olah dadi 66 tanding, karangan 1
- Tengah : itik belang kalung melayang-layang, dagingnya olah dadi ketengan 88 tanding, karangan 1
c. Banten ring sanggar :
- catur rebah mapulogembal 1, genahang ring tengah
d. Tanahnya merajah Yamaraja, diatas rerajahan letakkan kain kasa putih lalu isi tepung putih marajah yamaraja kemudian isi banten seperti caru-caru lainnya.
Dengan menggunakan Rajahan Yamaraja ini juga disebutkan sebagai penghormatan warga setelah dibantu oleh Bhatara Yamaraja dalam bidang pertanian
***