Asu

Asu adalah sebutan anjing atau cicing dalam Bahasa Bali halusnya yaitu salah satu hewan yang sangat setia terhadap tuannya.

Dan tidak sedikit orang tahu bahwa tanah Bali itu langgeng keamanannya salah satu penyebabnya adalah anjing, anjing-anjing Bali yang dipelihara dengan apik dan penuh kasih sayang oleh tuannya dari sejak moyang nguni.

Dan semua tentang Asu tersebut dikatakan terdapat dalam Lontar Carcan Asu yang merupakan naskah kuno yang berisikan tentang sifat-sifat dari anjing-anjing Bali sebagai pilihan.

Tak hanya dalam dongeng dan parwa, kami ada dalam catatan lontar tentang siapa dan apa yang membuat kami berbeda, "CARCAN ASU" lontar tentang kami, anjing penjelajah pulau surga yang terpilih;

Adapun dalam beberapa nasakah lontar tersebut berisikan : 

Kami akan disebut sebagai :
  • "Asu gong sabarung" jika gonggongan kami bulat dan keras, serta saat menggonggong kami mengawasi dan mengikuti buruan kami, kami dipercaya memberikan kewibawaan
  • " Asu ipuser tahun" adalah jika pada kedua rahang kami terdapat "useran", kami dipercaya sebagai anjing yang sanggup mengusir mahluk jahat dan ditakuti roh-roh jahat.
  • " Asu mebulu barak" jika kami berbulu agak kemerahan, dengan lidah kami terdapat belang, atau tompel pada lidah,maka kami dipercaya sanggup mengusir "Kala Denget"
  • " Asu telapakan batisne belus" adalah jika telapak kaki kami selalu tampak basah dan berair, maka kami dianggap sanggup mengusir dan menjaga tuan kami dari segala bentuk ilmu hitam "pengeleakan" /Desti
  • " Asu selem " jika bulu kami dan hampir semua bagian tubuh kami hitam, dan ada sedikit warna kemarahan di ujung telinga kami, maka kami dipercaya akan sanggup menjaga tuan kami dari segala mara bahaya.
  • " Asu mebulu halus" jika kami memiliki bulu-bulu yang pendek dan halus, maka kami dianggap anjing yang bisa menjaga tuan kami dari segala gangguan mahluk halus yang jahat.
  • " Asu rajeg wesi" adalah kami yang memiliki bulu putih mulus, hitam legam atau loreng, dan memiliki bulatan mata yang hitam kami dipercaya sanggup melindungi rumah serta tuan kami dari segala bentuk "pepasangan", teluh dan ilmu hitam.
  • Dan masih banyak lagi tentang siapa kami dan kami adalah anjing-anjing pilihan yang menjaga dengan setia tuan kami dari segala bahaya, dalam lontar "Carcan Asu"
Tak hanya dari penampilan luar kami, namun di Pulau Surga sejak dahulu kala, leluhur kami dipilih berdasarkan sifat-sifat kami yang dilihat dari ukuran tubuh kami. Dalam Lontar Carcan Asu setidaknya ada sekitar 31 sifat anjing yang dituliskan. 

Di Pulau Surga ini sejak jaman dahulu leluhur mereka mewariskan cara untuk menentukan sifat anjing sebelum diputuskan akan memelihara kami, 
Yakni Penghitungan Paksa, Jaya, Guna, Ketek dan Kiul.
Yaitu dengan mengukur panjang dari ujung moncong hingga ujung ekor kami. dengan menggunakan tali atau lidi yang lentur.

Kemudian, akan diukur ujung moncong hingga titik di antara mata kami. Lalu dengan ukuran tersebut, bagilah ukuran dari moncong hingga ujung ekor dengan ukuran ujung moncong hingga titik di antara mata. Bagi ukuran tersebut dengan mengulang urutan Paksa, Jaya, Guna, Ketek dan Kiul, lalu liat mana yang menjadi urutan terakhir dari pembagian tersebut. 
Urutan tersebut yang akan menjadi sifat dominan dari kami tersebut nantinya. 

Entah bagaimana seajarahnya namun ukuran tersebut kadang bisa tepat untuk menebak sifat-sifat kami akhirnya, dan tentu jauh sebelum Pulau Surga seperti saat ini, kadang kami dinamai sesuai karakter kami, I Paksa, I Jaya, I Guna.
  • Anjing Paksa, maka anjing tersebut nantinya akan dominan memiliki karakter yang Galak dan Agresif. Anjing berkarakter ini akan setia dengan pemiliknya dan selalu memiliki kecurigaan dengan setiap orang asing yang mendekati pemilikinya serta rumah pemilikinya. Anjing sangat cocok untuk dijadikan anjing penjaga rumah .
  • Kami yang memiliki sifat Jaya, akan dominan berkarakter seperti penguasa. Cederung aktraktif serta manja dan cederung lebih sering merengek-rengek pada tuanya. Sesuai dengan sebutan karakter ini, "JAYA", anjing dengan karakter ini akan cederung ingin berjaya pada pemilikinya. Kami dengan karakter ini sangat cocok dijadikan peliharaan rumahan yang sering dibelai dan berinteraksi, namun dianggap tidak cocok untuk menjaga rumah
  • Anjing Guna, adalah kami para anjing dengan karakter penurut dan sangat mudah untuk dilatih.
  • Kami yang dianggap bersifat Ketek, memiliki karakter berkebiasaan buruk dan kotor. Sifat alami kami akan sangat tampak pada kakater ini. Kami yang bersifat Ketek dianggap suka bermain-main jauh serta cenderung kotor, suka menggali-gali tanah, dan agak susah dilatih serta diatur.
  • Anjing Kiul, adalah kami yang dianggap dominan berkarakter pemalas. Hanya suka makan dan tidur. Jenis kami ini cocok digunakan sebagai penunggu di rumah tapi tidak bisa sebagai penjaga yang dihandalkan.
Dahulu kala ketika Pulau Surga masih penuh hutan lebat, leluhur kami adalah mereka anjing-anjing pilihan, adalah sahabat setia tuan-tuan mereka dalam berburu, itu sebabnya sampai sekarang dikenal istilah :
  • Cicing borosan” (=anjing pemburu). Ya leluhur kami adalah para pemburu, para petualang sejati, yang menjelajahi pulau surga jauh sebelum anjing "Kintamani" yang dikenal kini hingga seluruh dunia. 
  • Leluhur kami dan kami saat ini mungkin dikenal dengan sebutan "Kuluk Kacang" , anjing Kacang, Peanut dog. Seiring masa tuan-tuan leluhur kami tak lagi berburu namun hidup berladang dan bertani maka kami digunakan untuk menjaga kebun-kebun atau persawahan.
Kami tak lagi dilatih menjadi pemburu, walaupun setidaknya hingga saat ini insting serta jiwa kami sebagai anjing pemburu masih ada.

Demikian dijelaskan Gethey Marwata dalam salah satu artikel Hindu Dharma;
Dan ketahuilah, anjing Bali itu tetap setia pada tuannya, walau dia tahu bahwa tuannya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.
***