Sudra

Mengapa manusia bisa turun derajatnya, juga melupai keutamaannya? Dikatakan juga manusia walaupun sebagai mahluk utama, maka ia juga lahir berisikan sifat rajasika dan tamasika. 
  • Tamasika yang meliputi menjadikan kebebalan, kemalasan, dan jga menuju pada kegelapan awidya, ketidakaktifan, kepasifan, seperti sifat2 tumbuhan yg pasif.
  • Serta juga sifat rajasika yang artinya bahwa manusia memiliki sifat aktif untuk selalu bergerak, dan juga keras, tegas, yg terpengaruhi sifati kedua itu. 
Saling tarik menarik antara tamasika jga rajasika. Dikatakan bahwa manusia bukanlah hewan yang beragama;
Walaupun memiliki karakteristik sattwika, namun ktika ia malah cenderung berada pada tamas rajas yg meniadakan keutamaan manusia itu, maka tentu buah karma yg dihasilkan adalah tidak menuju pahala yang baik. Dikatakan kelak ia akan bersamsara menjadi mahluk bukan manusia, dan turun derajatnya.
Hal ini masuk akal, karena manusia yg berbudhi mnggunakan akal pikiran jga rasa manusianya untuk hidup. Ketika tanpa logika, sia2lah ia lahir karena berkatNya sebagai manusia tidak digunakan secara baik.

Sejatinya Sudra jika suka bekerja keras dan selalu jujur, apa adanya akan terus dapat meningkatkan derajatnya dimana sebagai bagian dari catur warna dalam tafsir dalam hindu (veda vedanta), diceritakan bahwa;
Ketika orang itu belajar untuk dapat meningkatkan kecerdasan dirinya dan memanfaatkan ilmunya untuk melaksanakan fungsi sosial di masyarakat maka seperti halnya dahulu Resi Kawasa, beliau diakui semua umat dan semua resi sebagai brahmana / pendeta sejati.
Dimana pada zaman dahulu dikenal dari kalangan sudra seperti halnya penyebutan istilah Pedanda Jaba yang pemahamannya dimasyarakat hendaknya disebutkan perlu diluruskan.
Orang yang suka bekerja keras dan memiliki ketekunan oleh rare angon disebutkan akan dapat mencapai keberhasilan. 
Hal ini sangat relevan dengan perkembangan dunia modern. Siapa saja yang tekun bekerja, tekun belajar, berdisiplin dan memiliki kualitas Sraddha yang mantap akan sukses dalam berbagai aspek kehidupan. 
Demikian pula orang yang tidak mengenal lelah, tidak cepat putus asa akan memperoleh kekayaan lahir dan bathin. Tuhan Yang Maha Esa selalu menolong orang yang suka bekerja keras.
  • "Orang seharusnya suka hidup di dunia ini dengan melakukan kerja keras selamanya. Tidak ada cara yang lain bagi keselamatan seseorang. 
    • Suatu tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak memihak, menjauhkan pelaku dari keterikatan " Yayurveda XL.2
  • "Para dewa menyukai orang-orang yang bekerja keras. Para dewa tidak menyukai orang-orang yang gampang-gampangan dan bermalas-malas. 
    • Orang-orang yang selalu waspada mencapai kebahagiaan yang agung " Atharvaveda XX.18.3
  • "Ketekunan semoga ada di tangan kanan dan kejayaan ada di tangan kiri. 
    • Semoga kami mendapatkan sapi-betina, kuda, kekayaan dan emas " Atharvaveda VII.50.8
***