Pedanda Jaba

Jika menyimak fenomena dimasyarakat, istilah Pedanda Jaba yang berasal dari kalangan sudra dikatakan masih banyak diucapkan oleh umat di pedesaan yang sangat sederhana cara berpikirnya, lugu, dan masih kental sitem feodal masyarakatnya, seperti halnya ketika menelusuri istilah Mpu di Bali;
Mereka sejatinya dikatakan bukan bermaksud menghina Para Sulinggih Mpu tetapi karena mereka tidak tahu.
Ketidak tahuan itu bisa dimaklumi karena keadaan itu sudah berlangsung ratusan tahun dimana yang mereka tahu Sulinggih itu adalah Pedanda dari soroh tertentu.
Seperti halnya dikutip dari salah satu postingan Hindu di fb,
Mindset sesat yang harus segera diperbaiki ada istilah "sulinggih jaba". Entah siapa pencetusnya, tapi inilah semangat suryak siu.
Sulinggih ya brahmana apapun masa lalunya, wangsa dan warnanya. Bahkan kenakalan yg ia lakukan.
Pedanda, Rsi, Dukuh, Bhagawan, Mpu, Acharya, Dang Hyang, Pandita, Mahaprabu dan apapun sebutannya ketika Beliau memiliki komitmen dan membangun kualitas Pandita dan didiksa dengan diksa Pandita dinobatkan oleh Nabe apalagi Nabe saking niskala. 
Maka Beliau-beliau telah berwenang menjadi guru (patokan) dengan posisi yg sama tanpa diskriminasi dan mampu mempertanggungjawabkan semua keputusannya dalam memimpin atau muput yadnya dan upakara atau bahkan berdharma wacana.
Saatnya para Pandita harus meluruskan pemahaman-pemahaman dimasyarakat. Dan memberi pencerahan, siraman rohani dan petunjuk hidup sebagai Hindu. Beragama tdk cukup mentok sebatas upacara tok.
Hindu for better life, Hindu itu Indah, Hindu flexible dan boleh memilih sesuai individu masing-masing.
Salam rahayu lan shanti.
***