Panca Giri

Panca Giri adalah lima gunung yang menjadi pusat orientasi kesucian dalam keyakinan umat Hindu yang disebutkan dapat memberikan kerahayuan (amreta) kepada manusia yang hidup di kaki dan datarannya yaitu :
  1. Gunung Windhya, sebagai tempat kesucian sebuah tirtha.
  2. Gunung Indrakila, tempat yang juga digunakan Sang Arjuna ber-tapa untuk mendapatkan berkah Sang Pencipta.
  3. Rewatagra, 
  4. Gandhamadana, 
  5. Gunung Himawan, dahulu sebagai tempat pertapaan Maha Rsi Kanwa.
Tersebutlah kelima gunung yang tingginya luar biasa tersebut. Hanya pandita yang telah mendapatkan Astaguna bisa ke gunung itu. 

Dahulu, pertapaan Trnawindu terdapat di lereng selatan Gunung Himawan. Pada saat itu Trnawindu sedang melafalkan Japam memusatkan pikiran pada Shiwa
Namun godaan menjadi seorang pertapa datang juga, sebagaimana dikisahkan oleh Wahana08’s Weblog Dyah Harini seorang Apsari diutus Indra mengagalkan tapa Trnawindu. 
Ia bersedia melakukan pekerjaan itu hanya karena rasa bhakti pada Indra melebihi rasa sayangnya pada diri sendiri. 
Misi itu tidak akan membuahkan kebahagiaan walaupun seandainya berhasil. Kalau gagal sudah pasti mendapat kutukan. Karena pekerjaan itu bukan Swadharma sendiri.
Sadar ada tamu mendatangi pertapaannya dan tahu tamu ini seorang perempuan tidak biasa, ia pun mengikat erat Muladhara Cakra-nya. Tidak sulit bagi Trnawindu untuk mengetahui niat tamunya menggagalkan tapanyá dengan mempermainkan rasa asmaranya. 
Secuil pun ia tak takut pada godaan itu. Karena pengetahuannya jauh lebih luas dan lebih dalam daripada rencana Indra itu. 
Maka dengan tenang ia berkata: 
“Buruknya perbuatanmu niscaya nantinya akan berbalik membalas padamu.

Manusialah penjelmaanmu tidak kembali ke alam dewa, berhenti menjadi dewati.”
Patahlah hidup Harini mendengar Sapa [kutukan] itu. Ia sadar ucapan orang suci pasti akan terjadi. Ia sujud di hadapan Trnawindu mohon ampun agar dikembalikan ke alam dewa yaitu Swarga Loka

Permintaannya yang sungguh-sungguh dan jujur menyebabkan Trnawindu mengucapkan Antasapa [penolak kutukan]. 
Kelak Harini akan kembali menjadi Apsari dengan sarana sekuntum bunga Sumanasa. Bunga itu akan membebaskannya sebagai manusia.
Demikianlah juga disebutkan penggunaan bunga yang digunakan untuk sembahyang dan upacara yadnya sebagai lambang kesucian
***