Kiamat

Istilah kiamat memang tidak dijumpai dalam ajaran Hindu di Bali pada umumnya, karena memang itu bukan Bahasa Sansekerta yang dipakai dalam ajarannya. 
Namun, yang sejajar dengan konsep kiamat disebutkan dalam perkembangan agama hindu adalah konsep pralina atau pralaya yang ada dalam kitab-kitab suci Purana yaitu : utpati, sthiti dan pralina dibahas secara khusus. 
Memang terdapat sedikit perbedaan antara Purana satu dan Purana lainnya mengenai konsep ini. Namun, secara umum menyangkut hal-hal yang substansial tentang pralaya, semua purana isinya sama, bahwa semua ciptaan Tuhan ini kena hukum TRI KONA yaitu utpati, sthiti dan pralina itu.

Empat Konsep Pralaya
Konsep pralaya dalam Wisnu dan Brahma Purana ada dinyatakan empat konsep pralaya yaitu:
  • Nitya Pralaya yaitu proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua makhluk hidup. Bahkan dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati dan diganti dengan sel baru. Sel tubuh manusia terjadi utpati, sthiti dan pralina.
  • Naimitika pralaya adalah pralaya yang terjadi dalam satu periode manu. Menurut pandangan ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir manwantara
    • Ini artinya akan terjadi 14 kali naimitika pralaya atau kiamat terbatas atau kehancuran alam secara terbatas.
  • Prakrtika Pralaya yaitu terjadinya pralaya secara total setelah manwantara ke-14. Saat terjadinya Prakrtika Pralaya, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan kembali pada Brahman atau Tuhan Yang Mahaesa dalam waktu yang panjang atau satu malamnya Brahma
    • Setelah itu akan terjadi penciptaan lagi dan memulai dengan manwantara pertama lagi. 
      • Prakrtika Pralaya inilah yang mungkin identik dengan konsep kiamat menurut kepercayaan lainnya. 
      • Karena, semua unsur alam dengan segala isinya kembali pada Brahman
    • Menurut keyakinan Hindu, hanya Tuhanlah yang kekal abadi. Tapi gambaran dan keadaan mahapralaya sangat berbeda dengan gambaran dan keadaan hari Kiamat. 
      • Hari Kiamat digambarkan sebagai kehancuran dasyat yang membawa siksa dan penderitaan tiada taranya bagi manusia. 
    • Mahapralaya digambar dengan sangat berbeda: Brahman adalah kebahagian; sebab dari kebahagiaan semua mahluk hidup, dalam kebahagiaan mereka semua hidup, dan ke dalam kebahagiaan mereka semua kembali”!. (Tattiriya Upanishad). 
      • Seperti seorang meninggal dengan tenang pada usia tua.
  • Atyantika Pralaya yaitu pralaya yang disebabkan oleh kemampuan spiritualnya melalui suatu pemberdayaan jnana yang amat kuat sehingga seluruh dirinya masuk secara utuh lahir batin kepada Tuhan Brahman.
Sepertinya ini untuk mengingatkan kita agar selalu bersikap dan berbuat seimbang pada waktu terjadi ciptaan (Srsti) kembali.
Dimana disebutkan dahulu dunia ini diciptakan secara perlahan lahan (Evolusi) dari Sang Hyang Widhi dan akan kembali kepada-Nya pada waktu kiamat (Pralaya).
Jadi Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta ini dari diriNya sendiri. Tetapi karena kemahakuasaan-Nya diri-Nya tetap sempurna.
***