Pralaya adalah kemusnahan, suatu masa dimana setiap periode manwantara disebutkan akan menjadi kembali pralina menuju sumbernya yaitu kepada Sang Pencipta.
Namun Sang Hyang Widhi sebagai sang pencipta dalam widhi tatwa disebutkan tidak akan henti-hentinya mengadakan ciptaanNya kembali sebagaimana tersebut dalam Bhagawadgita, III, 24.
Sebagai makna tersirat dari simbol tapak dara yang merupakan cerminan Sang Hyang Rwa Bineda, seperti halnya disebutkan :
- ada siang
- dan ada malam yang disebut juga dengan “ Brahmanakta ” ( malam hari Brahma )
Proses pralaya menurut beberapa kitab suci yang dalam materi pelajaran pendidikan agama hindu kelas XI digambarkan sebagai berikut ;
- Dimulai dari hancurnya ikatan api yang kemudian menyebar keseluruh bhuwana agung ini.
- Dari sebaran api yang sangat dahsyat ini menyebabkan semua zat cair menguap, semua zat pada meleleh kemudian menguap.
- Semua mahluk hidup suatu saat juga akan mati dan hancur.
- Unsur-unsur Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom yang amat halus sekali.
- Bhuwana agung dipenuhi hawa panas kemerahan dan dentuman halilintar yang sambung-menyambung dengan dahsyat.
- Selanjutnya Bhuwana agung menjadi tidak ada selama satu kalpa atau kurang lebih 432 juta tahun manusia.
- Pada saat alam ini pralaya, Tuhan disebutkan menarik kembali semua manifestasi beliau di alam ini kemudian menjadikan diri dalam wujud sepi, kosong (atau "luang"; Eka Wara) dan hampa.
- Pada kondisi seperti ini beliau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman.
Untuk kembali berkedudukan pada alam utama Satyaloka yang maha sempurna yang dalam Widhi Tattwa disebutkan, dari yang sempurna lahirlah yang sempurna kembali baik penciptaan maupun pralayanya ( kiamatnya ) dunia sebagai perputaran lingkaran sehingga tidak dapat diketahui awal dan akhirnya karena umur manusia demikian pendeknya dan ingatan kita demikian terbatas.
Tetapi yang terang ialah bahwa dalam kehidupan ini setiap saat ada penciptaan ( Srsti ) setiap saat ada pralina (Pralaya) sehingga sebenarnya hidup ini dari kehidupan amuba atau sel sel sampai kehidupan yang tertinggi terus mengalami Srsti-Pralaya terus menerus dengan unsur unsur Panca Tan Matra kembali.
***