Satyam (Satvyam; Sattvam; Satwam; Sattwam) adalah sifat - sifat yang membentuk karakter manusia untuk menjadi baik dan benar.
- Kebaikan, yang dalam Tri Guna disebutkan
- Dengan pikiran yang ringan dan terang itu ciri orang sattwam.
- Sehingga Guna Sattwam itu membuat orang berniat baik.
- Kebenaran, satyam sebagai bagian dari Tri Wisesa dalam tradisi di Bali disebutkan bahwa :
- kebenaran itu suci dan indah,
- serta keindahan itu harus suci dan juga harus mengandung kebenaran.
- Satyam Eva Jayate, hanya kebenaran yang jaya (atau menang) yaitu :
- Dengan melaksanakan ajaran agama Hindu secara benar disebutkan kebahagiaan pasti akan dapat tercapai pula.
Oleh karenanya manusia telah dianugerahi kesempurnaan berupa Tri Pramana untuk dapat
- berpikir,
- berkata
- dan melakukan sesuatu dengan baik,
Ciri-ciri dalam prilaku satyam ini dalam sumber referensi "Pengaruh Triguna Terhadap Tingkat Sradha Dalam Pengembangan Budhi Pekerti" manusia memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :
- Tenang,
- suci,
- bijaksana,
- cerdas,
- jujur,
- disiplin,
- rajin.
Sifat - sifat sattvam tersebut juga nantinya sebagai penyeimbang dalam Tri Guna dengan komposisinya yang ideal disebutkan bahwa :
bila sattvam yang menang,
maka akan terjadi kedamaian atau ketenangan.
Dalam beberapa kutipan kitab suci disebutkan sifat - sifat sattvam yaitu sebagai berikut :
- Dalam hal memilih makanan :
- Makanan yang disukai oleh orang dalam sifat satyam kebaikan ini akan dapat memperpanjang usia hidupnya,
- menyucikan kehidupan dan memberi kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan kepuasan.
- Makanan tersebut hendaknya penuh sari, berlemak, bergizi dan menyenangkan hati.
- Dalam hal melakukan yadnya (Bhagavad gita 17.8), disebutkan :
- Diantara kurban-kurban suci yang dilakukan menurut kitab suci,
- karena kewajiban oleh orang yang tidak mengharapkan pamrih,
- sejatinya merupakan persembahan suci bersifat kebaikan.
- Dalam hal melakukan pertapaan (Bagavad Gita 17.11), disebutkan :
- jenis pertapaan yang dilakukan dengan keyakinan rohani oleh orang yang tidak mengharapkan keuntungan material tetapi tekun hanya demi yang mahakuasa,
- disebut pertapaan dalam sifat kebaikan.
- Dalam hal kedermawanan atau dana punia (Bhagavad Gita 17.14), disebutkan :
- Kedermawanan yang diberikan karena kewajiban, tanpa mengharapkan pamerih, pada waktu yang tepat dan ditempat yang tepat, kepada orang yang patut menerimanya
- dianggap bersifat kebaikan (Bhagavad Gita 17.20).
***