Anumana Pramana adalah suatu metode untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan perhitungan logis / logika berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang dapat diamati.
Sebagai bagian dari Tri Pramana untuk dapat mengetahui hakekat kebenaran sejati yang biasanya diteliti kembali oleh para intelektual.
Demikian pula halnya untuk mengetahui kebenaran akan adanya Tuhan dengan menelusuri sesuatu sebab formil Asamavayi Karana sebagaimana dimisalkan :
- Sebabnya ada kain karena berasal dari benang;
- benang disebabkan adanya pintalan kapas dan seterusnya.
- Akhirnya sampai pada yang tidak disebabkan oleh apapun.
Dengan demikian timbullah kesimpulan (anumana) adanya Tuhan, yang dalam keadaan Nirguna Brahman artinya tanpa sifat atau manusia tidak mungkin melukiskan sifat-sifat Tuhan Yang Mahakuasa itu,
sehingga keberadaan Beliau yang demikian itulah disebutkan dipuja di Padma Bhuwana Tiga yang berada sebelah kanan sebagai perwujudan Parama Siwa pada tingkatan suci nirmala.
Pada tingkat suci nirmala ini juga dijelaskan dalam Lontar Bhagawan Garga sebagai salah satu acuan atas angka - angka yang telah ditentukan untuk masing - masing urip wewaran / neptu dalam rumus perhitungan wariga dan dewasa ayu Kalender Bali sebagai pedoman ala ayuning dewasa dalam setiap upacara yadnya yang sebagaimana disebutkan :
Sang Hyang Widhi yang berwujud Paramasiwa tersebut sejatinya disebutkan berkedudukan pada Satyaloka, alam yang maha sempurna untuk bisa menyatu dan manunggal dengan Brahman sebagai keyakinan umat Hindu Dharma akan adanya Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Ada tersebut.Dan bagi orang yang memiliki intelek lebih tinggi kadang-kadang mereka cenderung masih ingin menguji kebanaran dari isi kitab suci dan wejangan-wejangan dari para orang suci tersebut.
Dan menurut Siwa Gama terkait dengan hakekat dari Brahman disbutkan bahwa :
Mereka belum merasa puas dengan apa yang sudah mereka dapatkan, mereka berpikir dan terus berpikir, menganalisa, mengkaji, merenung;
Apakah benar Tuhan itu satu, apakah benar para Dewa dan Bethare itu patut untuk disembah, apakah benar Bethare memakan atau menikmati sesajen begitu banyaknya, apakah benar Mpu Geni Jaya dan para Mpu lainnya itu sudah ketemu dan bersatu dengan Tuhan?
Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang mereka ingin memperoleh jawabannya. Kelompok orang seperti ini disebut orang yang sudah menempuh tingkatan kedua dari Tri Pramana yaitu Anumana Pramana sebagai sesuatu yang wajar karena setiap manusia diberikan akal pikiran untuk dapat berfikir.
***