Yantra

Yantra adalah simbol-simbol rerajahan suci dalam sistem ritual Hindu sebagai kekuatan spiritual.

Adapun unsur-unsur sebuah yantra dalam salah satu pendidikan Agama Hindu (ref) disebutkan adalah : 
  • Titik (bindu), yang berarti meresapi semua konsep ruang dan setiap gerakan.
  • Garis lurus, sebagai unsur keseimbangan dimana ada yang vertikal dan horisontal seperti yang digunakan dalam lambang tapak dara.
  • Segi tiga, sebagai simbol kekuatan keindahan dan kesuburan yang dilambangkan seperti yang dilambangkan dalam sebuah Cili.
  • Lingkaran, seperti halnya lingkaran waktu (Wheel of Time) yang bersifat siklis dan meluas hingga tak terbatas.
  • Heksagon (persegi enam), 
  • Bujur sangkar, seperti penggunaan dalam pengulapan yang terbuat dari secarik kain putih yang berisi tulisan hurup-hurup keramat yang menurut agama Hindu dikatakan mempunyai kekuatan yang magis.
  • Bintang (pentagon), 
  • Garis melintang, 
  • Svastika, sebagai lambang keselarasan dan kestabilan.
  • Bintang segi enam (star heksagon), 
  • dan padma.
Dan dari yantra inilah disebutkan dapat menimbulkan berbagai kekuatan yang religius, apabila dipadukan dengan :
  • Mantra, menghasilkan dampak tertentu bagi tubuh fisik dan pikiran ketika dilantunkan
  • Tantrasebuah jalan percepatan penyatuan Shakti dan Shiva.
  • Yajnasebagai persembahan suci dengan berbagai bentuk banten untuk kerahayauan semua mahluk dan alam ini.
  • dan yoga yang berkaitan dengan ajaran shakti yoga, pengetahuan ini termasuk ajaran dalam Hindu yang bersumber dari Tantra-Shiva atau Shakta-Shiva.
Yantra di Bali dikenal dengan sebutan rerajahan
Rerajahan tersebut tidak ada artinya kalau tidak digerakkan oleh tenaga supranatural, yang didorong oleh keyakinan. Rerajahan akan menjadi gambar hampa tidak mempunyai kekuatan magis.
Menurut (Hooykaas, 1980:5), dari tujuan rerajahan dibuat, maka rerajahan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu.
  1. Mohon karunia Tuhan, mahluk gaib, alam semesta, wanita, dan pria.
  2. Mencegah dan menangkal hal-hal yang berbahaya dan yang tidak diharapkan.
  3. dll
Rerajahan diyakini sebagai suatu sarana yang ampuh selain bebanten, mantra, dan mudra, untuk mencegah dan mengatasi kesialan. 
  • Apabila tidak mendapatkan keturunan, maka kemandulan dapat diatasi dengan rerajahan. 
  • Banyak juga terdapat rerajahan mengenai penyakit anak dan penyakit menahun orang-orang dewasa, rerajahan wabah cacar dan penyakit lainnya. 
  • Penyelamatan rumah dan halaman, kandang ternak dan ternaknya sendiri, terutama di sawah dan ladang, serta hasil panen di lumbung, memerlukan juga gambar-gambar rerajahan.
  • dll
Demikian pula disebutkan dalam sumber kutipan Simbol dan Atribut Ganesha, Rerajahan Sanghyang Ganasari pengasih sarwa tetumpur.

Kesemuanya itu merupakan perlindungan terhadap atma, jiwa, raga, dan sarira sebagai tempat perasaan umat Hindu di Bali.
***