- Turunlah Sanghyang Tunggal yang memunculkan kayu piling yang sangat utama sehingga sering disebut sebagai widhining taru.
- Bhatara Guru menciptakan kayu cendana wangi.
- Bhatara Siwa menciptakan majegau.
- Bhatara Brahma menciptakan kayu naga sari.
- Sanghyang Sada Siwa menciptakan kayu padmasari.
- Bhatara Surya menciptakan cempaka kuning.
- Sanghyang Wulan menciptakan cempaka putih.
- Bhatara Indra menciptakan kayu suren.
- Bhatara Bayu menciptakan pohon waru.
- Iswara menciptakan gentawas.
- Bhatara Kala menciptakan kayu kala-kali seperti klampuak, kelincung, kalijo, kelanggahan dan kliki.
- dll
Kutara Purana Bangsul menggambarkan dengan jelas bahwa pohon yang tumbuh
di bumi ini adalah rahmat dari Tuhan. Karena itu tidak ada alasan
apapun untuk mengatakan bahwa pohon itu adalah berhala atau materi tanpa
makna atau merupakan jelmaan dari jin, generuwo dan sebagainya.
Di Bali, pohon yang diambil kayunya untuk bahan tempat pemujaan akan
disucikan terlebih dahulu dengan menggunakan upacara seperti mlaspas dan
pasupati. Hal ini dilakukan dengan konsep seperti memberikan cap baru
kepada pohon tersebut. Bahwa dari biasanya sebagai pohon yang biasa
sekarang naik tingkat menjadi pohon yang akan digunakan sebagai mediasi
pemujaan kepada Tuhan.
***