Seperti halnya disebutkan :
- Noda yang ditimbulkan akibat adanya pertemuan dengan unsur maya yang bersifat tidak kekal disebut dengan wyapara.
- Kotoran (leteh) suatu kandungan dapat disucikan dengan upacara ngelukat bobotan.
- Pada saat bulan mati (tilem) tiba sebagaimana dalam kutipan lontar sundarigama disebutkan;
Manusia hendaknya wajib mengenyahkan segala bentuk dosa dan noda baik dengan cara melukat dan upacara ruwatan sehingga leburnya segala noda dan dosa tersebut yang ada didalam diri teruwat oleh kekuatannya.
- Dan dalam mantra sembahyang sehari-hari, penyucian agar bebas dari noda (nirañjano) dalam bait ke 2 mantram Tri Sandhya disebutkan dapat diucapkan :
Om Nàràyana evedam sarvam
yad bhùtam yac ca bhavyam
niskalanko nirañjano nirvikalpo
niràkhyàtah suddo deva eko
Nàràyano na dvitìyo’sti kascit
Artinya :
Ya Tuhan, apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Nàràyana, Ia hanya satu dan tidak ada duanya.
Dan sebagai renungan dalam kisah setitik noda diceritakan;
Dia menemukan sebutir Mutiara yang besar dan sangat indah.
Namun kebahagiaannya segera berganti menjadi kekecewaan begitu dia mengetahui ada sebuah titik noda hitam kecil di atas mutiara tersebut.
Akhirnya, dia memutuskan untuk menghilangkan titik noda dengan menguliti lapisan permukaan mutiara.Tetapi setelah dia menguliti lapisan pertama, noda tersebut masih ada. Dia pun segera menguliti lapisan kedua dengan keyakinan titik noda itu akan hilang. Tapi kenyataannya noda tersebut masih tetap ada.
Lalu dengan tidak sabar, dia mengkuliti selapis demi selapis, sampai lapisan terakhir.
Benar juga noda telah hilang, tapi mutiara tersebut ikut hilang…
Hikmah dari Kisah Ini
Begitulah dengan kehidupan nyata. Kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting sehingga akhirnya merusak nilai yang besar.
Persahabatan yang indah puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat hanya karena sepatah kata pedas yang tidak disengaja.
Keluarga yang rukun dan harmonispun jadi hancur hanya karena perdebatan-perdebatan kecil yang tak penting.
Yang remeh kerap di permasalahkan, yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan.
Seribu kebaikan sering tak berarti.
Tapi setitik kekurangan dan kesalahan diingat seumur hidup.
Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini…???
SEHATI bukan karena sama persis, tapi sehati karena saling memahami, menyadari, memaklumi, memaafkan dan memperbaiki diri.
Semoga ada manfaatnya.
***