Orang Miskin

Orang miskin umumnya disebut adalah orang yang tak dapat mencari makan dan orang yang betul-betul memerlukan bantuan. 
Namun, meski mereka banyak artha tapi tanpa memiliki ilmu pengetahun juga disebut orang miskin atau miskin ilmu. 
Dan pemberian punia pada orang yang demikian, akan besarlah pahalanya (Sarasamuscaya : 187).
Bersedekah kepada orang miskin dalam Siwa Purana 5 oleh radheyasuta juga disebutkan tidaklah akan menjadikan seseorang menjadi miskin. 

Sedekah juga dikatakannya sebagai penebusan dosa (menebus dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja ketika bekerja)

Di dalam kitab Siwa Purana dinyatakan bahwa :
  • Seorang pedagang harus menyedekahkan hasil usahanya 6% sebelum ia menikmati hasilnya, 
  • Seorang petani 10% dari hasil pertaniannya.
  • dll.
Percaya atau tidak, Tuhan akan melimpahkan karunia-Nya berlipat-lipat kepada orang-orang yang dermawan dan sebaliknya akan mengambil anugerah yang pernah dilimpahkan dari orang-orang yang berhati pelit, baik pelit harta maupun pelit ilmu.

Atharwa Veda III.15.6 menyebutkan bahwa :
“Berdermalah untuk tujuan yang baik dan jadikanlah kekayaanmu bermanfaat. Kekayaan yang didermakan untuk tujuan luhur tidak pernah hilang. Tuhan Yang Maha Esa memberikan jauh lebih banyak kepada yang mendermakan kekayaan untuk kebaikan bersama“.
“Bila kamu bekerja dengan kesungguhan dan kejujuran, hasil yang akan diperoleh akan berlimpah ruah, beribu kali.
Bagi yang mendermakannya, sesuai dengan keperluannya, Tuhan Yang Maha Esa akan menganugerahkan rahmat-Nya“. (Atharva Veda III.24.5).
Kekayaan bukan hanya berupa harta, bahkan kekayaan yang sejati adalah berupa ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan tentang Tuhan. 

Di dalam Canakya Nitisastra dinyatakan bahwa :
Orang yang tidak berilmu adalah orang miskin meski dia kaya. 
Di dalam Bhagavad Gita disebutkan semua pekerjaan berpusat pada ilmu (pengetahuan, khususnya pengetahuan suci).

Apabila seseorang memiliki kekayaan berupa ilmu maupun harta, sudah sewajarnya disedekahkan kepada orang lain. Ilmu yang disedekahkan akan menyebar secara berantai. 
Misalnya pada mula disampaikan kepada si A, sedangkan si A menyampaikan kepada orang lain, demikian seterusnya. 
Sehingga ilmu itu menjadi menyebar kepada banyak orang. 
Tuhan tidak akan pernah ingkar pada janji-Nya, bahwa orang yang dermawan akan menjadi orang kaya kelak dan hartanya langgeng.
***