Mertha

Mertha adalah sumber kehidupan. 
Namun bagaimanapun uletnya seseorang manusia mencari nafkah kalau tanpa restu Sang Pencipta, maka disebutkan juga semuanya itu akan sia-sia.
Dengan demikian, kewajiban manusialah untuk dapat mensyukuri atas apa yang telah Tuhan berikan seperti halnya di Bali pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
  • Pemujaan pada saat soma ribek bertempat di lumbung atau di tempat penyimpanan beras.
    • Dimana Mertha yoga, Mertha masa, Mertha dewa, Mertha danta yang berdasarkan rumus perhitungan wariga dan kalender Bali disebutkan :
      • Dauh Inti berlaku pada waktu/jam tertentu saja, dari jam sekian sampai dengan sekian saja.
      • Tirtha sunia mertha disebutkan juga berfungsi dalam proses pembersihan diri dari kehidupan. 
  • Dengan Ongkara Mertha yang diyakini telah memiliki taksu tersebut sebagaimana dijelaskan Anacaraka, simbol ongkara dalam Agama Hindu Bali ini dibangun atas O-kara dengan kaki yang bersimpul, ulu candra, dan tanpa tedong. 
    • Disebut Ongkara Mertha karena Ongkara ini merupakan kumpulan dari lima mertha, yaitu: 
      1. Mertha sanjiwani
        • kekuatan kesucian sekala dan niskala dalam mengatur sifat moha dan loba yang perlu dikendalikan dan dinetralisir dalam kehidupan ini.
      2. Mertha kamandalu, 
      1. Mertha kundalini
        • Inti atau sumber yoga dari ajaran tantra yang terkait dengan ajaran shakti yoga.
      2. Mertha mahamertha, 
        • Dimana kahyangan Sang Hyang Naga Anantabhoga disebutkan sebagai perlambang kekayaan yang terletak di Pura Bangun Sakti, meraga Panca Mahamertha.
      3. Mertha pawitra.
        • Penggunaan pejati dengan kelapa sebagai simbol pawitra (air keabadian / amertha).

Dalam berakhirnya kisah Bhisma, berkaitan dengan upacara ngaben disebutkan pula dengan pengunaan Tirta Penembak bertujuan untuk dapat memutuskan kembali agar terbentuk jalan ke Sunya Mertha.
***