Wisata Budaya di Bali

Wisata Budaya adalah salah satu primadona untuk wisata di Bali selain gunung, danau dan pantai yang indah baik oleh pengunjung domestik maupun dari mancanegara.
Kapidartayang ring Basa Bali, "Kawentenan pulo Baline pinaka pulo wisata budaya sane sampun kaloktah doh kantos ke dura Negara. Sampun sami uning tur pawikan, punika sami ngawinang jagat Baline kaparinama olih para janane "pulau seribu pura, pulau dewata, pulau surga utawi the last paradise".
Dalam sebuah analisa wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali, ketertarikan pada keunikan budaya disebutkan mencapai 40,0% dari jumlah wisatawan yang datang dimana daya tarik wisata budaya di Bali, diantaranya disebutkan yaitu :
  • Sepanjang perjalanan pada saat hari-hari tertentu terlihat ritual Mepeed yang memang sangat menarik perhatian wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain tempat pelaksanannya yang indah dengan hamparan sawah yang mengelilinginya,
  • Menghayati nilai-nilai sejarah dari objek suci yang dikunjungi menjadi daya tarik dalam hal perjalanan Tirtayatra bagi orang Bali khususnya yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kesucian pribadi dan memperkuat keimanan.
    • Dahulu ada seorang wisatawan yang berkunjung ke Bali menceritakan bahwa Dang Hyang Astapaka awalnya tinggal di daerah keling jawa timur sebagai tanah leluhur beliau.
      • Diceritakan sebelum Beliau melaksanakan kewajiban perjalanan suci" Dharma Yadna" ke Bali, 
      • Beliau terlebih mengaturkan sembah suci (Lagura) kehadapan ayahnya yaitu tahun 1530 M.
  • Pesona tersendiri yang terpancar dari pribadi seorang pregina ataupun dari alat kesenian juga banyak mengundang wisatawan untuk datang ke pulau Bali seperti halnya :
    • Dalam pementasan tari Barong, figur Barong Ket dijadikan simbol kemenangan dan Rangda merupakan simbol pihak yang kalah.
    • Sebauh tradisi yang diiringi gambelan dan tarian sebagai warisan budaya leluhur Nusantara.
  • Heritage Culture, dll.
Pada Perda Nomor 3 Tahun 1991 pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pariwisata budaya disebutkan dalam pariwisata Bali & Global Tourism adalah untuk :
  • Memperkenalkan, 
  • Mendayagunakan, 
  • Melestarikan, dan 
  • Meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata, 
  • Mempertahankan norma-norma dan nilai-nilai kebudayaan, agama dan kebudayaan alam Bali yang berwawasan lingkungan hidup, 
  • Mencegah dan meniadakan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan kepariwisataan (Diparda Propinsi Bali, 2000).
Salah satu jenis wisata budaya yang sedang berkembang di Indonesia ini dalam konsep pengembangan pariwisata budaya oleh dominique122 disebutkan bahwa :
  • Dalam Undang-undang No. 10 tahun 2009, wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.
  • Hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata budaya :
    • Semua pengalaman yang didapat oleh pengunjung dari sebuah tempat yang berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya.
    • Heritage tourism biasanya bergantung kepada elemen hidup atau terbangun dari seni budaya dan mengarah kepada penggunaan masa lalu yang tangible dan intangible.
    • Eksistensi kebudayaan yang ada selalu diupayakan untuk tetap lestari.
    • Pertumbuhan pariwisata budaya bertepatan dengan timbulnya apresiasi massa dalam kebutuhan untuk menjaga dan mengkonservasi aset budaya dan pusaka budaya.
Untuk mencapai pariwisata budaya seperti yang disebutkan di atas, diperlukan informasi tentang pusaka budaya (cultural heritage) yang terdiseminasi di tiap stakeholder yang berperan dalam pengelolaan pusaka budaya dan pengelolaan wisata.

Sebagaimana juga dalam menikmati keindahan sebuah pura, hendaknya wisatawan dan pengelola wisata juga disebutkan agar turut menjaga kesuciannya yang merupakan parahyangan di Bali sebagai obyek wisata komersial, dsbnya. 
  • Sehingga vibrasi kosmik kesucian pura tidak terganggu.
  • Karena ketika umat Hindu di Bali melakukan persembahan disebutkan bahwa vibrasi sattvam yang muncul dari persembahan akan mengurai vibrasi unsur rajas-tamas di alam semesta ini termasuk manusianya untuk ditingkatkan menuju kehidupan yang semakin berkualitas baik dalam kehidupan fisik/material maupun mental/spiritual.
***