Identitas Manusia Bali

Identitas Manusia Bali sebagai ciri khas dan jati diri yang dapat memancarkan energi tersendiri sehingga memunculkam ketertarikan.

Bali sebagai tujuan wisata yang paling terkenal di Indonesia, bukan saja dikenal dari nama khasnya ataupun dapat dilihat dari keindahan alamnya namun juga dikenang melalui :
  • Wajah arsitektur yang memiliki ciri khas dan jati diri seperti adanya kori dan angkul-angkul di setiap pemesuan umah.
  • Adanya keragaman multikultural dalam budaya lokal yang hidup dengan suasana tetap damai penuh kebahagiaan dalam suatu keberagaman yang ada di dunia ini."
Berkaitan dengan keberadaan adat, budaya dan agama yang menunjang semua hal tersebut dalam transformasi kebudayaan Bali memasuki abad XXI disebutkan yaitu :
  • Dari perspektif adat, identitas manusia Bali adalah manusia yang kokoh dalam mempertahankan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur selama berabad-abad. 
  • Dari perspektif budaya, identitas manusia Bali adalah manusia yang aktif-kreatif dalam mencipta, memelihara, dan mengembangkan kebudayaannya sesuai dengan nilai-nilai agama Hindu dan mencerminkan sikap mempersembahkan yang terbaik. 
  • Dari perspektif agama, identitas manusia Bali adalah manusia yang menjadikan agama Hindu Bali sebagai identitas religiusnya.
Identitas manusia Bali dari perspektif adat, budaya, dan agama tersebut dijelaskan oleh Merita Dewi menurut Hindu dalam masyarakat Bali dimana secara keseluruhan tercakup dalam kehidupan di desa adat pakraman. 
Manusia Bali, baik secara individu maupun kelompok adalah manusia yang religius, yang mengutamakan persaudaraan (panyamabrayan) dan kebersamaan dalam perbedaan (paras-paros sarpanaya, sagilik saguluk salunglung sabayantaka), terbuka dengan kehadiran orang/etnis lain, dan manusia yang menginginkan hidup serasi, selaras, dan seimbang dengan alam dan lingkungannya.
Dimana sebagai tambahan juga disebutkan :
  • Dengan Ajeg Bali, Bali yang kokoh, teratur, tegak, stagnan dan mantap dalam mempertahankan identitas etnik Bali.
  • Bentuk kajang yang dalam upacara ngaben disebutkan juga sebagai identitas dengan tujuan agar dapat menghantar atman tersebut kepada leluhur mereka yang pada akhirnya akan sampai pada Tuhan.

***