Duka (Dukha) artinya sedih atau derita dimana dalam kenyataan dinamika hidup ini sejatinya adalah memang ada suka dan duka yang selalu mewarnai kehidupan ini.
*) Terkadang kita melihat hidup orang lain lebih enak, padahal mungkin saja dia lebih sulit, hanya saja dia tidak pernah mengeluh.
Dan berkabung atas adanya keluarga yang meninggal. Apakah salah jika kita bersedih karena kehilangan? Mari renungkan !!
Dalam Bhagawad Gita II.15 seperti terkait ucapan duka cita ada dinyatakan bahwa :
Sama duhka sukham dhira;
Artinya : seimbang dan tangguhlah menghadapi suka dan duka itu.
"Dan barang siapa yang seimbang dan tangguh menghadapi suka dan duka itu, ia juga akan mendapatkan hidup yang bahagia sampai mencapai sorga alam swah loka pada nantinya", demikian pula dinyatakan dalam sebuah perenungan sad anu darsana untuk dapat meningkatkan kualitas kehidupan di bumi ini.
Dahulu diceritakan, duka yang mendalam juga pernah dirasakan oleh Para Pandawa dimana dalam Cerita setelah gugurnya Gatotkaca di kubu Pandawa dikisahkan :
Saat itu, semua Pandawa sedang dirundung kesedihan, ketika mereka mendengar teriakan peperangan dari Drona. Yudhsithira meminta Bima untuk segera kembali ke medan peperangan untuk bertarung. Bima menyeka air matanya dan bangkit pergi.
Yudhsithira masih berada di dalam keputusasaan dan dia sudah patah semangat. Dia mengatakan bahwa hanya untuk menghindari ini semua ia hanya meminta lima desa dari Duryodana. Dengan mempertaruhkan harga diri-nya, ia berharap untuk bisa menghindari peperangan.
Krishna menghibur Yudistira dan
kemudian Bagawan Abiyasa pun datang juga untuk menghiburnya. Bagawan
Abiyasa berkata bahwa :
apa pun yang terjadi telah ditakdirkan oleh para dewa. Hanya dalam lima hari Yudhsithira akan menjadi seorang Maharaja. "Pergi dan berjuanglah dengan tentara mu," katanya kepada Yudhsithira, sebelum dia pergi.Menyadari tugasnya sebagai pemimpin sisinya, Yudistira sekali lagi bersiap-siap untuk bertempur. Dia meninggalkan kesedihannya. Krishna pun tersenyum lega.
***