Bahasa Kawi adalah rumpun bahasa-bahasa Nusantara dan merupakan sub bagian dari kelompok Linguistis Austronesia yang perbendaharaan kata-katanya juga dipengaruhi oleh bahasa sansekerta sebagaimana disebutkan dalam pengaruh bahasa sansekerta terhadap bahasa kawi yaitu sebagai berikut :
- Perbandingan jumlah kosa kata Sansekerta yang diserap oleh bahasa Kawi diungkapkan oleh Juynboll dalam bukunya Woordenlijst sekitar 6790 buah bahasa Sansekerta.
- Walupun perbendaharaan Bahasa Kawi amat diperkaya oleh Bahasa Sansekerta tetapi bahasa Kawi tetap mempertahankan identitasnya sebagai salah satu bahasa Nusantara.
Seperti contohnya penggunaan kata - kata dari bahasa kawi dalam beberapa lontar di Bali disebutkan,
- Dalam lontar Widhi Tatwa, Dewa Siwa yang merupakan sebutan Sang Hyang Widhi dalam fungsinya melebur (Pralina) dunia serta isinya dan mengembalikan dalam peredarannya ke asal.
- Dalam bahasa Kawi-nya diistilahkan dengan “Sangkan Paran” (Kembali ke asal)
- Penjelasan/terjemahan wasista tatwa yang berbentuk uraian menggunakan bahasa Kawi.
- Keutamaan dari seorang wanita yang dalam bahasa kawi disebut sebagai Retna Pradana.
- dll.
Dalam perkembangannya, sumber tertulis di Jawa yang paling
tua mengenai Bahasa Kawi ini sebagaimana disebutkan dalam kutipan sejarah bahasa kawi (Jawa Kuno) ditemukan di Sukabumi, sehingga
disebut Prasasti Sukabumi. Pada prasti itu terdapat penanggalan sebagai
berikut: "Tahun 726 Saka, Bulan Caitra, hari kesebelas paro terang, hari Haryang, Wage, Saniscara...".
Sebagai salah satu bahasa dokumenter yang dalam kedudukan bahasa kawi ini disebutkan mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang indah dan luhur yang salah satu fungsi bahasa kawi ini dijelaskan dapat digunakan sebagai penelitian sejarah bahasa-bahasa daerah dalam rangka usahanya masing-masing.
***