Sila adalah sikap untuk dapat menjaga perilaku/kebiasaan agar tidak menyimpang dari
norma-norma kebenaran dan kebaikan yang pada sloka Wrehaspati Tattwa No. 25 dijelaskan bahwa,
“Sila ngaranya mangrakascara rahayu”,
yang berarti bahwa kita dapat menjaga perilaku/kebiasaan agar tidak menyimpang dari
norma-norma kebenaran dan kebaikan serta kedamaian dunia ini yang sebagaimana disebutkan dalam pengetahuan dasar etika, agar kita dapat memelihara
perangai yang baik dan benar menurut dharma agama dan sosial budaya.
Suatu perilaku dikatakan etis apabila; sopan, pantas/wajar, baik, dan benar sesuai norma dan nilai yang berlaku sesuai dengan tata susila sebagai pedoman dalam norma atau aturan tingkah laku yang baik dan mulia.
Dalam tuntunan untuk berprilaku subha karma sebagaimana disebutkan,
Suatu perilaku dikatakan etis apabila; sopan, pantas/wajar, baik, dan benar sesuai norma dan nilai yang berlaku sesuai dengan tata susila sebagai pedoman dalam norma atau aturan tingkah laku yang baik dan mulia.
Dalam tuntunan untuk berprilaku subha karma sebagaimana disebutkan,
- Dengan sila yang baik dan suci dalam sad paramita disebutkan agar kita dapat menuju jalan keutamaan tri kaya parisudha baik dalam hal berfikir, berkata dan berbuat yang baik.
- Dasa Sila, dengan cara bersungguh-sungguh secara lahir bathin dengan berpikir dengan baik, berkata yang benar, seksama dengan tiada melebih - lebihkan.
- Dengan berpedoman pada Pancasila disebutkan bahwa hendaknya saatnya nanti dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Dan duduk bersila merupakan sikap duduk sembahyang bagi laki-laki yaitu dengan badan tegak lurus untuk dapat memusatkan pikiran.
***