Mpu Ketek adalah putra pertama dari Mpu Gnijaya, yang juga disebutkan Mpu Ketek ini merupakan salah satu dari Sapta Rsi.
Tersebutlah sebagaimana yang diceritakan, sepeninggal ayahnya dalam sumber kutipan Babad Pasek, anak cucu dan turun – turunan dari
Sang Panca Tirtha itu semua, sangat astiti dan bakti terhadap Tuhan,
terutama terhadap leluhurnya yang telah menjadi Dewata.
Pada suatu
ketika saat akan datangnya hari Purnama Kapat yaitu pujawali
Bhatara – Bhatari di Besakih maka bermusyawarahlah Sang Sapta Pandita
disertai oleh anak – anaknya sekalian, Mpu Ketek bersama adik-adiknya dan beliau berkata :
“Adik – adikku dan putra – putraku sekalian, oleh karena Abra Sinuhun
(Kawitan) kita telah pulang ke alam baka, serta mengingat nasehat –
nasehat beliau dulu, apabila hari Purnama Kapat harus ada pujawali di
Besakih. Kini hari yang penting itu akan tiba maksudnya kita harus
berkemas akan pergi ke Bali menghadap Bhatara dan menghaturkan Pujawali
dan Widhi – Widhana”. Jawab adik – adiknya sekalian: “Jika demikian, kami
sangat setuju pendapat paduka kakak, marilah berkemas berangkat”.
Kemudian
daripada itu datanglah hari Kemis Wage Sungsang, lalu para Mpu sekalian
ke Pura Besakih untuk melakukan Sugimanik di sana dahulu. Setelah selesai di
sana dilanjutkan ke Lempuyang, dari Lempuyang ke Dasar dan terakhir di
Cilayukti.
Setelah selesai tugas persembahan sekalian para Mpu
itu maka mohon dirilah mereka pergi sekalian kembali ke Jawa.
Selanjutnya tiap – tiap tahun (ngatewag) para Mpu itu pergi ke Bali
menghaturkan pujawali kepada Bhatara – Bhatara, Tuhan Yang
Maha Esa dan terhadap atman atau roh – roh suci leluhurnya.
Setelah beberapa
tahun lamanya, diceritakan bahwa Mpu Ketek telah mempunyai putra yaitu :
- Sanghyang Pamanca (lahir dari Mpu Ketek dengan istrinya seorang wanita anak dari Arya Padang Subadera) dan sanghyang pamanca beristrikan seorang Mpu Ciwangandu yang bernama Ni Dewi Daranika termasuk sepupu tingkat kedua (mindon).
- Arya Kepasekan, yang memiliki 2 orang putra yaitu :
- Kyai Agung Pamacekan sebagai sesepuh di Jawa Tengah.
- Ni Luh Pasek yang diperistri oleh oleh Gusti Pasek Agung Subadra berputra 2 orang laki – laki bernama :
- I Pasek Gelgel
- Pasek Denpasar.
Demikianlah disebutkan beberapa garis keturunan dari Mpu Ketek yang disebutkan dalam Babad Pasek.
Sebagaimana diceritakan pula, pada suatu hari setelah Mpu Kamareka moksa beliaupun diundang dalam upakara Pitra Yadnya tersebut yang berlangsung dengan meriah, gambelan selonding ditabuh sehingga menambah
hikmatnya upakara tersebut. Mpu Ragarunting dan Mpu Kaywan mamutru. Mpu Ketek ayoga tasik wedana, amatlah meriahnya upakara di atas, suara genta bergema bagaikan suara kumbang sedang mengisap bunga.
Dan sekian banyaknya keturunan Mpu Ketek di Bali yang disebutkan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (resume lengkap babad pasek), mereka masing-masing mempergunakan pungkusan Pasek Tohjiwa, Pasek Tangguntiti, Pasek Padang Subadra, Pasek Wanagiri, Dukuh Sakti Pahang, Dukuh Sampaga, Dukuh Sampagi, Dukuh Bukit Salulung sebagai jati dirinya yang jadi pertanda keturunan Mpu Ketek.
Dan sekian banyaknya keturunan Mpu Ketek di Bali yang disebutkan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (resume lengkap babad pasek), mereka masing-masing mempergunakan pungkusan Pasek Tohjiwa, Pasek Tangguntiti, Pasek Padang Subadra, Pasek Wanagiri, Dukuh Sakti Pahang, Dukuh Sampaga, Dukuh Sampagi, Dukuh Bukit Salulung sebagai jati dirinya yang jadi pertanda keturunan Mpu Ketek.
***