Dijelaskan dalam Mahagotra Pasek Kayuselem, beliau di Tampurhyang (Batur) dan bertapa di Gwa Song (Songan) yang didatangi Bidadari Kuning.
Dengan Bidadari Kuning Mpu Kamareka berputra :
- Ki Kayu Ireng setelah dipodgala bergelar Mpu Gni Jaya Mahireng
- Ni Kayu Ayu Cemeng
- Sang Made Celagi bergelar Mpu Made Kayuan di Balingkang
- Sang Nyoman Tarunan bergelar Mpu Tarunan di Belong Tulukbiyu
- Sang Ketut Selem bergelar Mpu Badengan
Mpu Gni Jaya Mahireng menurunkan :
- Sang Taruhulu menikah dengan Ni Ayu Ireng
- Sang Kayu Selem / Wreksa Ireng
- Ni Kayu Nelem
Mpu Made Kayuan menurunkan :
- Sang Panarajon
- Ni Ayu Nguli
- Ni Kayu Ireng
- Ni Ayu Kinti
- Ni Ayu Kaywan
Mpu Tarunan menurunkan :
- Sang Tarunan
- Ni Ayu Dani
- Ni Ayu Tarunan
- Ni Ayu Taruni
Mpu Badengan berputra :
- Ki Kayu Celagi
- Ki Kayu Taruna
Dalam Babad Pasek Kayu Selem, diceritakan ketika telah selesai memberikan petüah kepada para sisya, Mpu Kamareka beryoga dan dengan tenang moksa menuju alam sunyata.
Setelah Mpu Kamareka moksa Mpu Ghni jaya Mahireng beserta saudara - saudara dan cucunya berkumpul membicarakan petunjuk yang telah disampaikan Sang wuwus lepas yaitu agar segera melaksanakan upacara yadnya, yaitu Pitra Yadnya.
Setelah Mpu Kamareka moksa Mpu Ghni jaya Mahireng beserta saudara - saudara dan cucunya berkumpul membicarakan petunjuk yang telah disampaikan Sang wuwus lepas yaitu agar segera melaksanakan upacara yadnya, yaitu Pitra Yadnya.
Hari Rabu, mahadewa, kresna paksa ping 15, sasih badrawada mereka mengundang para pandita yang disebut Sanak Pitu agar datang ke Songan menyaksikan upakara Pitra Yadnya yang akan diselenggarakannya.
Upakara berlangsung dengan meriah, gambelan selonding ditabuh sehingga menambah hikmatnya upakara tersebut. Mpu Ragarunting dan Mpu Kaywan mamutru. Mpu Ketek ayoga tasik wedana, Mpu Witadharmma melaksanakan reg weda, Mpu Panarajon ngastawa atma wedana.
Amatlah meriahnya upakara di atas, suara genta bergema bagaikan suara kumbang sedang mengisap bunga.
Demikianlah suasana Pitra Yadnya yang dilaksanakan oleh Mpu Ghnijaya Mahireng dan setelah upacara berakhir para tamu pun kembali ke tempatnya masing - masing.
Oleh karena upacara Pitra Yadnya telah dilaksanakan selanjutnya Mpu Ghnijaya Mahireng beserta anak cucunya membangun kahyangan yang sampai saat ini disebut Pura Kayu selem sesuai dengan petuah Mpu Kamareka, sang wuwus lepas.
Oleh karena upacara Pitra Yadnya telah dilaksanakan selanjutnya Mpu Ghnijaya Mahireng beserta anak cucunya membangun kahyangan yang sampai saat ini disebut Pura Kayu selem sesuai dengan petuah Mpu Kamareka, sang wuwus lepas.
***