Suatu kali Rudra melakukan tapasya, perenungan yang berlangsung selama bertahun-tahun yang dalam Siwa Purana diceritakan :
- Ketika ia mencapai kesadaran akan sekelilingnya dan membuka matanya beberapa titik air mata jatuh.
- Satu butir air mata itu jatuh di daerah Gowda dan yang lainnya sampai ke Mathura, Ayodya, Lankapatna, Gunung Malaya, Sathyagiri dan Kashi.
- Air-mata yang jauh ini seketika itu juga menjadi rudraksha.
- Karena berasal dari mata Siwa, maka disebutlah sebagai Rudraksha.
- Rudraksha sangat ampuh menghapus kesedihan semua maklhuk.
- Yang memiliki ukuran sebuah biji Gooeseberri (amla) akan mengurangi keburukan.
- Yang memiliki ukuran seperti sebuah guru-vinja (sebuah biji kecil, yang berwarna merah pada ujungnya dan berwarna hitam pada bagian bawah, akan memenuhi semua keinginan hati pemakainya.
- Rudraksha lebih ampuh ketika ukurannya kecil.
- Bisa dipakai seperti seutas tali untuk japa (mengulangi nama dewa).
- Yang memiliki biji yang bulat, kuat dan kokoh adalah yang baik.
- Yang bijinya cacat, patah dan tidak bulat tidak bisa dipakai. Tidak baik dipakai memuja.
- Yang tidak memiliki lubang, tidak baik dipakai. Mereka yang memakai seribu seratus rudraksha akan menjadi rudra swarupa.
- Mereka yang menggunakannya harus mematuhi beberapa prinsip utama.
- Mereka harus mengucapkan mantra juga ketika memakainya.
- Yang memiliki empat belas sebagai perwujudan Parameshwara sendiri.
***