Tarpana

Tarpana (narpana) adalah bebantenan serba suci yang dipersembahkan kepada leluhur yang biasanya pada saat purnama kapat dalam wariga gemet lontar sundarigama disebutkan tarpana ini dipersembahkan sebagai wujud dhyana, sembah bhakti kepada Hyang Bhatara Kawitan dengan mengaturkan bebanten serba suci seperti Tarpana sarwa pawitan dll...

Sebagai salah satu catur bhojana, Tarpana ini juga disebut Narpana dalam daftar istilah yang biasa digunakan dalam upacara ngaben, narpana ini merupakan pemberian pabuktian atau bekal di alam baka berupa hidangan, pakaian dan lain-lain kepada pitra yang dipersembahkan melalui mantram puja astawa utpati (yang dalam Tri Kona ditujukan kepada Dewa Brahma sebagai pencipta).

Puja utpati atau utpti yang menghantarkan yadnya narpana ini sebagaimana disebutkan artikel griya agra pagutan dalam tuntunan pitra yadnya (ngaben),
  • Dalam rangka narpana atau pemberian persembahan kepada pitra lewat puja Utpti, mayat dihidupkan, 
    • dalam arti hidup bukan bisa berlari. 
    • Roh atau atma pada stula sariranya, sebelum dipersembahkan tarpana, terlebih dahulu secara simbolis diberikan penyucian dengan sarana yang biasanya disebut 
      • eteh-eteh pangresikan, 
      • toya padyusan, berikut tirtha 
        • pebersihan 
        • penglukatan atau 
        • setingkat pedudusan.
  • Selain pemberian persembahan suci berupa tarpana, juga pada acara ini dilaksanakan penghormatan lewat sembah bakti para
    • Prati Sentana, yang merupakan keturuan dari keluarga bersangkutan.
    • sanak keluarga sesembahannya, 
    • Dan kesemuanya dipandu mengikuti tahapan puja Ida Sang Sulinggih.
Sampai acara tarpana ini selesai, dapat digambarkan bahwa proses Tri Kona yang telah dilaksanakan,
  • Utpati dan Stiti telah berlangsung. 
  • Sedangkan proses pralina belum tampak, mengingat belum ada suatu perubahan atau peleburan terhadap sawa atau layon.
***