Meseh Lawang adalah kelengkapan dari upacara pitra yadnya yang dilaksanakan apabila orang yang meninggal dunia sejak kelahirannya cacat tubuh / mental, atau mati salah pati, atau mati ngulah pati, dilaksanakan di catus pata atau perempatan jalan yang disebutkan oleh ayucintyavirayasti dalam upacara ngaben bertujuan secara simbolis untuk memulihkan cacat atau kerusakan jasad.
Urutan upacara Meseh Lawang ini dalam upacara / upakara Pitra Yadnya oleh Bhagawan Yogawiswa disebutkan sebagai berikut :
- Mereresik
- Mapiuning ring Sang Hyang Catur Loka Pala
- Mecaru
- Mabeyakala dan Maprayascita
- Malukat
- Natab banten meseh lawang
- Sembahyangkan Sang Atma keempat penjuru angin diiringi preti sentana, metirtha, mebija, Selanjutnya meprasawiya mengelilingi area upacara tiga putaran, lalu menginjak banten meseh lawang, terus mungkah lawang.
- Mungkah lawang yang terbuat dari 2 buah kelabang dipintu masuk yang diapit Sanggah Cucuk sekali gus mapepegat dengan benang tridatu yang diikat di carang dapdap, terus keluar melalui sela – sela Sanggah Cucuk ( Jadi ada tiga Sanggah Cucuk )
- Lalu mapegat dengan benang tridatu yang diikat di carang dapdap
- Kembali kerumah lalu Sekah Jemek dilinggihkan di Bale Sawa.
- Dan diberi panyembrama / pisuguh ( bila perlu ada banten pengulapan)
***