Matsya Awatara adalah awatara pertama Dewa Wisnu yang berwujud sebagai ikan raksasa (ulam agung) pada saat jaman satwa air untuk menyelamatkan bumi ini dari air bah.
Ikan Matsya merupakan vahana dari Dewi Gangga sebagai simbol dari kebahagiaan dan keberuntungan umat manusia dalam menyelenggarakan upacara sedekah di laut.
Matsya pada kehidupan satwa air zaman ordovisium dalam kutipan shivadwara.blogspot.com, Awatara Dewa Wisnu dalam wujud ikan ini disebutkan juga,
- Wujud matsya yang dicirikan dengan ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) yang saat meluapnya samudra dari zaman es ini merupakan bagian peristiwa dari zaman ini,
- Benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
Dalam Matsya Purana dan juga Purana lainnya berdasarkan cerita rakyat Pulau Dewata, Awatara Dewa Wisnu yang berwujud ikan raksasa ini, dikisahkan sebagai berikut :
Konon terdapat seorang raja pada saat jaman satya yuga yang bernama Raja Satyabrata, tat kala itu Beliau sedang mencuci tangannya di sungai,
- ada seekor ikan kecil menghampiri tangannya dan
- Sang raja tahu bahwa ikan itu meminta perlindungan.
- Sang Raja menyiapkan kolam kecil sebagai tempat tinggal ikan tersebut. Namun lambat laun ikan tersebut bertambah besar, hampir memenuhi seluruh kolam.
- Akhirnya ia memindahkan ikan tersebut ke kolam yang lebih besar. Kejadian tersebut terus terjadi berulang-ulang sampai akhirnya beliau sadar bahwa ikan yang ia pelihara bukanlah ikan biasa.
Akhirnya melalui upacara, diketahuilah bahwa,
- Ikan tersebut merupakan penjelmaan Dewa Wisnu.
- Ikan itu dibawa ke samudera.
- Ikan itu sendiri menyampaikan kabar bahwa,
- Di bumi akan terjadi bencana air bah yang sangat hebat selama tujuh hari.
- Ikan itu berpesan agar sang raja membuat sebuah bahtera (perahu) besar untuk menyelamatkan diri dari banjir besar, dan mengisi bahtera tersebut dengan berbagai makhluk hidup yang setiap jenisnya berjumlah sepasang (betina dan jantan), serta membawa obat-obatan, makanan, bibit segala macam tumbuhan dll.
- Ikan tersebut juga menambahkan bahwa,
- Setelah banjir besar tiba, diharapkan agar bahtera tersebut diikat ke tanduk sang ikan dengan Naga Basuki sebagai talinya.
- Setelah menyampaikan seluruh pesan, ikan ajaib tersebut menghilang.
Seratus tahun kemudian, kekeringan yang hebat melanda bumi.
- Banyak makhluk yang mati kelaparan.
- Langit dipenuhi oleh tujuh macam awan yang mencurahkan hujan lebat tak terhentikan.
- Air yang dicurahkan menutupi daratan di bumi.
Oleh karena Raja Satyabrata sudah membuat bahtera sesuai dengan petunjuk yang disampaikan awatara Dewa Wisnu tersebut, maka ia beserta pengikutnya selamat dari bencana.
***