Memirak adalah upacara mepiuning (memberitahu) tentang perubahan
status tanah dari sawah dan tegalan menjadi perumahan dll.
Memirak dalam bahasa Bali berasal dari kata pirak, yang artinya membeli.
- Memirak juga ditujukan secara niskala kepada Sanghyang Widhi,
- lebih dimaksudkan sebagai rasa terima kasih atas ijin dan karunia-Nya karena telah memberikan sebidang tanah.
Selain itu dengan upacara memirak,
kepada Sanghyang Widhi juga mepiuning (memberitahu) tentang perubahan
status tanah, yang sebelumnya mungkin berupa sawah, tegalan, dll., dan
kini sudah menjadi sebuah halaman Pura.
Banten upacara memirak, dasarnya
suci ageng dengan runtutannya, dan seekor babi guling sebagai
kelengkapannya. Sebagai stana Ida Bhatari Pertiwi, dibuat sebuah daksina
lingga yang setelah upacara selesai akan dihaturkan ke Pura Subak.
Demikian disebutkan jegegbagus dalam kutipan Padmasana yang mana juga dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan simbol-simbol padmasana seperti :
- Upacara dan upakara dalam membangun Padmasana di rumah dengan menggunakan tetandingan banten berikut ini :
- Banten Pemakuhan.
- Melaspas | upakara pesaksian ke Surya
- Mekalahyas | lelabaan kepada roh liar agar tidak mengganggu jalannya upacara
- Pelaksanaan upacara nyengker diwujudkan dengan membubuhkan tepung beras (putih) sekeliling pagar bidang tanah. Bantennya: prayascita, pengulapan, pengambean.
- Sejarah Naga sebagai penyelamat manusia dan dunia ini.
- Mesida-karya dilaksanakan untuk memohon ampun bila dalam penyelenggaraan upacara ada kekeliruan-kekeliruan.
***