Seperti halnya saat kita dalam sembahyang.
Agama menyarankan, ketika menutup mata imajinasikanlah Tuhan sebagai penguasa jagat raya, dewa idola, istadewata dll
Apakah lalu kita mengobjekkan Tuhan? Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak.
Iya, ketika posisi kesadaran memuja, “Aku memuja Tuhan”.
Tidak, ketika dalam posisi mensubjekkan, “Tuhan datang dan memberkatiku.”
Dan sebagai renungan;
Baru sebulan disana sang istri melahirkan putranya.
Sang istri pun merawat anak nya dengan penuh kasih sayang.
Saking rindunya, cintanya kepada ayah. Sianakpun mulai mengambil sebuah pensil dan kertas kemudian mencoret coret kertas itu untuk berimajinasi menggambarkan sosok ayah pujaannya berdasarkan cerita dari ibunya, kemudian gambar itu ditempelnya dikamar sang anak.
Setiap kali sianak merindukan ayahnya maka gambar itu yg dilihatnya, dia yakin betul bahwa gambar itu mewakili bentuk ayahnya.
Akhirnya tahun ke 7 telah tiba, maka ini waktu nya sang ayah untuk pulang, sang ayah sangat merindukan putranya, ia sangat mengasihi putranya, sangat menyayangi putranya.
Setibanya dia dirumah sang ayah langsung kekamar sang anak dan melihat gambar yg dibuat anaknya, dan digambar itu tertulis INI AYAHKU. Dan gambar itu sangatlah berbeda dengan wajah sang ayah yg sebenarnya
Setibanya dia dirumah sang ayah langsung kekamar sang anak dan melihat gambar yg dibuat anaknya, dan digambar itu tertulis INI AYAHKU. Dan gambar itu sangatlah berbeda dengan wajah sang ayah yg sebenarnya
Apa reaksi ayahnya?
- Apakah sang ayah akan marah dan menghukum putranya karena telah berimajinasi tentang dirinya.
- Atau mungkin ayah akan sangat senang karena putranya sangat merindukan ayahnya sampai sampai mampu berimajinasi menggambarkan dirinya.
RENUNGKAN ITU.
Jangan ragu, jangan takut, jangan malu untuk memuja NYA dengan simbol simbol hasil imajinasi kita, karena itu adalah bentuk rasa cinta, rasa kasih, rasa sujud kita kepada-nya.
Dan sy kok sangat yakin kalau DIA tidak akan marah dengan imajinasi imajinasi kita, karena DIA maha penyayang.
Demikian diceritakan oleh Wayan Warte dalam salah satu forum diskusi Hindu Dharma di fb.
Dan apapun sebutannya (Sang Hyang Tan Aran); sejatinya Tuhan tetaplah Tuhan yang penyayang....apapun perlakuan kita terhadapnya.
***