Dimana di Bali, secara tradisional pembuatan kerajinan logam masih dilestarikan sampai saat ini.
Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu :
- Dengan cetakan batu yang disebut bivalve; dan
- Dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue.
Dalam salah satu makalah manusia purba dan homo sapiens disebutkan zaman logam ini dibagi atas:
- Zaman Perunggu | Masa penggunaan logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia purba di Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak ditemukan di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.
- Zaman Besi | Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, mata sabit, mata pedang, cangkul.
- Ragam hias seperti halnya pada nekara yang ada di Bali disebutkan mulai dikenal dalam periode berburu dan meramu tingkat lanjut (neolitik) dan berkembang terus pada zaman perundagian (megalitik dan zaman logam).
- Dalam prosesi mulang dasar disebutkan Panca Datu diwakilkan dengan uang-uang logam (uang kepeng) dan lain-lain disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat dijangkau pada kondisi seperti itu.
- Logam Genta terdiri atas 2 macam yakni :
- Ritika, jika logam ini dipanaskan dan kemudian dicelupkan ke dalam cuka (kanji) warnanya akan berubah menjadi merah tembaga.
- Kakatundi, Bila warnanya berubah menjadi hitam.
- Emas digunakan sebagai salah satu panca datu untuk memancarkan kesucian.
***