Adapun esensi daripada mulang dasar ini berkaitan dengan membangun tempat-tempat pesayuban, rumah dan terlebih-lebih itu tempat suci berdasarkan ajaran-ajaran astabhumi aji kosala-kosali disebutkan bahwa tidak terlepas daripada kerangka agama sekecil apapun, langkah agama itu selalu berorientasi kepada kerangka agama yaitu filosofis, etika dan sarana.
Secara filsafat, dasar itu adalah dasar bumi yang dilambangkan oleh bata merah yang berajahkan padma ngelayang dan batu bulitan yang merajahkan bedawang nala dan dipaling dasar didahului dengan pengeruwak yang dilakukan dengan segehan agung dan diatasnya itu kwangen, setelah itu baru disusun pras me-ayam biying (barak) dan selanjutnya baru diteruskan dengan batu bulitan yang merajah bedawang nala dan berikutnya dilanjutkan dengan batu merah yang merajah asta nala atau padma ngelayang, baru dengan kelapa gading, baru ditaburi dengan beras kuning yang dilengkapi dengan Panca Datu.
Panca Datu disini diwakilkan dengan uang-uang logam (uang kepeng) dan lain-lain disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dapat dijangkau pada kondisi seperti itu.
Nah, filsafatnya yang sangat esensi adalah kita akan membangun ibaratnya kalau kehadiran implementasi daripada kehadiran iptek adalah :
Kita memasang receiver, receiver daripada transmitter, transmitter dalam hal ini adalah pancaran Tuhan Yang Maha Pencipta itu, sehingga kita menyusun suatu komponen-komponen elektronika yang seperti sarana-sarana tadi.
Simbul-simbul penuh makna itu, untuk menjadi sirkuit yang dapat menyamakan frequensi gelombang elektromagnit pancaran daripada gelombang elektromagnit partikel-partikel kosmik Tuhan bisa diterima oleh receiver yang kita pasang tadi, yang disebut panca datu tadi.
Nah inilah esensi daripada mulang dasar itu sehingga nantinya kita berkomunikasi dengan Hyang Maha Pencipta melalui tempat suci itu, kita sudah mendapatkan suatu gelombang frequensi yang sama dengan segala password-passwordnya. Itu esensi daripada mulang dasar.”
Demikian dijelaskan oleh Pinandita I Ketut Sedana, S.Ag dari Pura Jagat Karana Surabaya ketika dilangsungkannya Upakara Ngeruwak Dan Mulang Dasar + Nyikut Pawidangan Mandala Utama Pura Penataran Luhur Medang Kamulan Oleh Ida pandita Gde Amon Jala Karana Negara Manuwaba pada hari selasa kliwon perangbakat tanggal 04 Oktober 2011, di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan.
***