Di zaman dahulu orang-orang berziarah ke tempat-tempat suci, menaiki bukit, menaiki tangga satu demi satu sambil menyebut nama suci Tuhan nya.
Dalam setiap ajaran agama, ziarah ke tempat suci dikenal dengan berbagai istilah namun terkadang memiliki makna yang sama;
Sejatinya ziarah itu dilaksanakan dengan rasa bhakti yang tulus dan namasmaranam.
Dimana dengan mengunjungi tempat-tempat suci, diharapkan manusia insyaf akan jati dirinya.Dan adapun diantaranya dikutip dalam artikel Kompasiana yaitu ziarah ke tanah suci ala Hindu disebutkan terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
- Tirtha Yatra yaitu ziarah ke tempat-tempat suci maupun ke tanah suci yang memiliki arti untuk kesucian diri.
- Dharma Yatra diartikan sebagai perjalanan suci disertai dengan mengajarkan dharma/agama.
- Ratha yatra merupakan kegiatan mengarak arca ke jalan-jalan desa seperti saat ngelungang Ida Bhatara dll.
Keutamaan ziarah ini dalam sloka Sarasamuscaya sebagaimana disebutkan dalam Bali Unik yaitu :
Berkeliling untuk berkunjung dan sembahyang ke tempat-tempat suci keyataannya lebih utama dari kurban, sebab ia bisa dilakukan oleh mereka yang miskin sekalipun; sedangkan kurban hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berharta.Pantangan Ziarah
Seperti dikutip dalam keagungan bhakti seperti disebutkan dalam salah satu artikel Hindu di fb dikisahkan :
Tetapi sekarang ini keadaan sudah berbalik, dimana orang-orang melakukan ziarah (tirthayatra) sepanjang perjalanan sambil bergosip larut dalam kebiasaan yang tidak suci.
Dan semua tindakan dalam puja memiliki arti spiritual.
Engkau boleh memuja arca, namun jangan lupa arti mendalam dari seluruh pemujaan.
Namun seluruh kegiatan lahiriah hanya dibutuhkan untuk membawa masuk ke dalam dunia non-dualitas dan merasakan kesatuan dalam keserbanekaan.
Kasih dan pengorbanan sangat penting. Di mana ada kasih yang suci, murni, luhur tanpa pamerih, dan tak tercela, disana terdapat prinsip dasar sadhana spiritual.
Hatimu penuh kasih tetapi kau gunakan hanya untuk tujuan-tujuan pribadi dan membelokkannya dari Tuhan.
Tuhan ada di dalam hati dan hati itu penuh kasih (premamayam). Jangan merendahkan salah satu agama, karena masing-masing jalan menuju Tuhan.
Pupuklah kasih kepada sesama, terimalah kasih mulia Tuhan, inilah tujuan hidup untuk dapat mengembalikan jati diri sebagai umat manusia.
***