Agama Semitik

Agama Semitik adalah rumpun keyakinan Bangsa Semit pada zaman dahulu.
Dimana rumpun agama Semitik tidak meyakini adanya siklus reinkarnasi Roh/Atman/Jiwa menjelma ribuan kali kedunia sebagai akibat beban karma wasana dimasa hidupnya terdahulu.
Namun dalam peradabannya, mereka telah mengenal terhadap sebuah Dzat Yang Maha Tunggal
Dalam sejarahnya, agama-agama Semitik menganut waktu garis lurus, hidup dan lahir kedunia hanya terjadi satu kali saja.
Baik-buruk dosa perbuatan manusia akan diperhitungkan di akhir jaman ketika kiamat tiba dan semua yg menunggu dialam barsyah/alam kubur akan dibangkitkan kembali hidup spt sediakala.
Ketika itu setiap perbuatan manusia akan ditimbang, yang berbuat baik berhak masuk surga hidup bahagia abadi dunia akhirat selamanya.
Manusia pendosa berhak hidup abadi masuk panasnya api neraka selamanya.
Diakhir jaman dan kiamat tiba seluruh alam material musnah, semua berakhir tamat dan selesai.

Demikian disebutkan asumsi kebenaran agama berdasarkan keyakinan sebagaimana dikutip dari artikel Hindu di Fb.

Namun demikian sampai saat ini dalam tradisi dan tendensinya sebagaimana dikutip dalam kompasiana, tradisi bangsa Semit ini disebutkan sering dibahasakan kembali oleh para tokoh agama pasca meninggalnya para Nabi yang menjadi tradisi sakral
Membahasakan sebuah tradisi menjadi hal transenden tidak terlepas dan dihubungkan dengan pelaku sejarah tersebut yaitu para Nabi Alloh
Ketika segala sesuatu bersentuhan dengan prosesi prophetik, maka tidak sulit bagi para tokoh agama pasca kenabian dalam memformulasikan hal-hal tradisi menjadi sebuah nilai transenden yang bersifat sangat rahasia dan abstrak.
***