Sebagai cerminan budi pekerti yang baik dimana dalam salah satu sloka kitab slokantara dikatakan :Diceritakan seorang ayah yang budiman;
Jadilah orang yang budiman yang selalu memaafkan kesalahan orang lain. Jangan memiliki sifat balas dendam karena itu bisa menghancurkan kita.
Suatu malam, setelah ibu bekerja keras sepanjang hari, ibu menghidangkan sebuah piring berisi telur, saus dan roti panggang yang gosong di depan meja ayah.Saat itu anaknya sedang menunggu apa reaksi dari ayahnya....
Akan tetapi, yang dilakukan ayahnya adalah mengambil roti panggang itu, ayahnya mengoleskan mentega dan selai pada roti panggang yang gosong itu dan menikmati setiap gigitannya!
Dan tersenyum pada ibunya, kemudian menanyakan kegiatan anaknya di sekolah tadi pagi.
Ketika anaknya beranjak dari meja makan malam itu,
dia mendengar ibunya meminta maaf pada ayahnya karena roti panggang yang gosong itu.
Dan satu hal yang tidak pernah terlupakan adalah apa yang ayahnya katakan...
"Sayang, jangan khawatir...aku suka roti panggang yang gosong.”Dan kemudian sebelum tidur,
Aanaknya pun pergi untuk memberikan ucapan selamat tidur pada ayah dan bertanya apakah ayahnya memang benar-benar menyukai roti panggang yang gosong itu?.
Kemuadian ayahnya memeluk erat anaknya dengan kedua lengannya yang kekar dan berkata,
“Nak, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari ini dan dia mungkin benar-benar telah lelah.
Jadi sepotong roti panggang yang gosong tidak akan menyakiti siapa pun!
Tapi tahukah kamu apa yang dapat menyakiti hati seseorang?......Lalu ayahnya melanjutkan,
yaitu kata kata kasar...!"
"Kamu tahu,
hidup itu penuh dengan hal-hal yang juga kurang baik, dan begitupun orang-orangnya yang tidak ada yang sempurna.
Dan ayah pun juga demikian, ayah bukanlah orang yang sempurna dan terbaik dalam segala hal,Demikianlah sebuah potret dari seseorang yang telah mampu mengatasi Tri Guna yang disebutkan dalam salah satu pupuh disebutkan :
kadang juga bisa lupa akan ulang tahun ibumu, ulang tahun pernikahan, dan lain-lain.
"Prihen temen dharma dumaranang sarat
Saraga sang sadhu sireka tutana
Tanartha tan kama pidonia tan yasa
Ya sakti sang sajjana dharma raksaka"
Artinya:
Utamakanlah kebenaran dengan sungguh-sungguh;
Seperti kepribadian orang suci-budiman yang patut ditiru bukan harta, bukan keinginan, bukan pengakuan ataupun balas jasa yang menjadi tujuan hidupnya.Namun kekuatan orang yang budiman-berkesadaran adalah berpegang teguh pada kebajikan.(Kakawin Ramayana, Sargha 24.89). ***