Di dalam sini Furi akan mencari tau spirit apa yang mungkin mereka ingin sampaikan kepada kita yang masih hidup!... ikuti terus perjalanan Furi di episode kali ini dalam DIMENSI LAIN.Dikutip dari salah satu komentar, sebagaimana dikatakan oleh Putu Budiasa dalam salah satu komennya disebutkan,
Hindu di Bali mengajarkan dan mengedpankan keHARMONISan & keSEIMBANGan, makhluk Astral maupun makhluk nyata ada merupakan 2 dimensi yg berbeda yg sudah menjadi KODRAT ALAM (RWABHINEDA / Dualisme kehidupan yg selalu beiringan tak terpisahkan).
Dalam diri Manusia pun sejatinya ada unsur dualisme'nya, sifat positif dan sifat negatif pasti ada, makhluk astral juga merupakan kuasa & kehendak Tuhan Sang Pemilik Alam, makhluk astral ada utk mengingatkan dan menyadarkan MANUSIA, namanya juga MANUSIA pasti ada sisi HITAM & PUTIH sifat-sifatnya, Sesajen bukan utk memuja atau menTuhan'kan makhluk astral yg beda dimensi dan beda level/tingkatan di alam TUHAN, tapi tidak lebih hanya utk sekedar "say hello", bersikap hormat & berucap permisi jika melintasi area kewenangan makhluk astral, maka HARMONIS'lah tercipta di ALAM sekitarnya, jadi MANUSIA janganlah kemaruk, angkuh dan congkak, berkurban (di bali disebut berYADNYA) tdk melulu pd sesama manusia saja, berkurban tidak ada salahnya juga kepada makhluk astral, berapa sih ruginya hanya mempersembahkan sesajen ; kue / gula-gula permen kopi sebiji, sesari koin Rp.1000 dg sarana rangkaian kembang setaman (canang sari) ?? Itulah adab kami umat Hindu di Bali..
Ingat.. kami tidak memuja dan menTuhan'kan makhluk astral, Mahkluk astral di belahan bumi manapun pasti ada, tergantung sikap kita dan bahasa komunikasi kita thd makhluk astral, tergantung macam doa yg diucapkan oleh MANUSIA, oleh karena itu orang bijak mngingatkan, "HATI-HATI BERDOA", jika doanya banyak meminta sesuatu yg bersifat materi tanpa usaha kerja, maka timbal baliknya HARUS ada, maka HATI-HATI, inilah yg berBAHAYA bagi MANUSIA itu sendiri.