Rsi Kanada

Rṣi Kaṇāda adalah seorang filsuf Hindu yang juga dikenal sebagai Rṣi Ūluka, sehingga sistem ini juga dikenal sebagai Aūlukya Darśana dan juga dengan nama Kaśyapa dan dianggap seorang Deva-ṛṣi.

Diceritakan sekitar abad ke-4 SM, dalam buku karyanya Vaiśeṣika-Sūtra yang terdiri atas 10 bab dalam dunia pendidikan agama Hindu dan budi pekerti disebutkan bahwa Rṣi Kaṇāda menguraikan berbagai permasalahan pada setiap bab karyanya.
Dimaksudkan untuk menetapkan tentang Padārtha, tetapi Rsi Kanada membuka pokok permasalahan dengan sebuah pengamatan tentang intisari dari Dharma, yang merupakan sumber dari pengetahuan inti dari Padārtha. 
Sūtra pertama berbunyi: 
”Ytao bhyudayanihsreyasa siddhiḥ sa dharmaḥ” 
Artinya, Dharma adalah yang memuliakan dan memberikan kebaikan tertinggi atau Moksa (penghentian dari penderitaan).
Ṛṣi Kaṇāda di dalam Sūtra-nya tidak secara terbuka menunjukkan tentang Tuhan
Keyakinannya adalah bahwa formasi atau susunan alam dunia ini merupakan hasil dari Adṛṣṭa yaitu kekuatan yang tak terlihat dari karma atau kegiatan. 
Beliau menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula melalui prinsip Adṛṣṭa ini. Para pengikut Rṣi Kaṇāda kemudian memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien dari alam semesta, sedangkan atom-atom adalah materialnya. 
Atom-atom yang tak terpikirkan itu tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk menjalankan alam semesta ini secara teratur. 
Namun yang pasti, aktivitas atom-atom itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 
Kesimpulan dari otoritas kitab suci seperti ini mengharuskan kita untuk mengakui adanya Tuhan. 
Kecerdasan yang membuat Adṛṣṭa dapat bekerja adalah kecerdasan Tuhan, sedangkan lima unsur (pañca mahābhūta) hanya merupakan akibat. Semua ini harusnya didahului oleh ‘keberadaan’ yang memiliki pengetahuan tentang itu adalah Tuhan. 
Roh-roh dalam keadaan penghancuran, kurang memiliki kecerdasan, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan aktivitas atom-atom dan dalam atom-atom itu sendiri tidak ada sumber gerakan. 
Pada sistem Vaiśeṣika, seperti halnya sistem Nyāya, susunan alam semesta ini diduga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan kekal.

Kosmologi Vaiśeṣika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi bersifat dualistik dan secara positif memisahkan hubungan yang pasti antara roh dan materi. 
Terjadinya alam semesta menurut sistem filsafat Vaiśeṣika memiliki kesamaan dengan ajaran Nyāya yaitu dari gabungan atom-atom catur bhuta (tanah, air, cahaya dan udara) ditambah dengan lima substansi yang bersifat universal seperti akāsa, waktu, ruang, jiwa dan manas
Cara penggabungan atom-atom itu dimulai dari dua atom (dvyānuka), tiga atom (Triyānuka), dan tiga atom ini saling menggabungkan diri dengan cara yang bermacam-macam, maka terwujudlah alam semesta beserta isinya
Bila gabungan atom-atom dalam Catur Bhuta ini terlepas satu dengan lainnya maka lenyaplah alam beserta isinya. 
Gabungan dan terpisahnya gerakan atom-atom itu tidaklah dapat terjadi dengan sendirinya, mereka digerakkan oleh suatu kekuatan yang memiliki kesaḍaran dan kemahakuasaan. 
Sesuatu yang memiliki kesadaran dan kekuatan yang maha dahsyat itu menurut Vaiśeṣika adalah Tuhan Yang Maha Esa
Vaiśeṣika dalam etikanya menganjurkan semua orang untuk kelepasan. Kelepasan akan dapat dicapai melalui Tatwa Jnaña, Sravāna, manāna, dan Meditasi.
***