Kelabang

Kelabang adalah anyaman dari daun kelapa tua yang pelepahnya masih utuh, sehingga kelihatan seperti sebidang dinding.

Kelabang berasal dari suku kata yaitu: ”Kala dan Abang”,di mana kata Kala dapat diartikan suatu kekuatan Sang Hyang Widhi yang bermutu ”Asuri Sampad” (keraksasaan). 
  • Dengan adanya kekuatan kala, akan menimbulkan kesidian, karena kala tersebut adalah merupakan manifestasi Tri Guna yaitu Rajasika sehingga hal tersebut akan menjadi kekuatan gaib tertentu. 
  • Sedangkan kata ”Abang” diilustrasikan sebagai Brahma, sedangkan Brahma adalah merupakan kekuatan pencipta, dalam menciptakan perlindungan sebagai proteksi dan menciptakan suatu kehidupan secara spiritual
Demikian dijelaskan dalam makna filosofis dan teologis pada upakara daksina serta uparengga klangsah/kelabang pada upacara Agama Hindu di Bali dimana disebutkan pada beberapa daerah, kelabang lebih dikenal dengan klangsah yang secara bentuk dan maknanya pada dasarnya sama.

Dan dalam beberapa pengunaanya disebutkan sebagai berikut :
  • Kelabang Kala Nareswari (Kala Badeg), merupakan simbol calon pengantin, yang diletakkan sebagai alas upakara mekala-kalaan serta diduduki oleh kedua calon pengantin.
  • Kelengkapan meseh lawang dalam upcara Pitra Yadnya digunakan mungkah lawang yang terbuat dari 2 buah kelabang dipintu masuk yang diapit oleh Sanggah Cucuk.
  • Penggunaan caru pada halaman/natar pada saat pelaksanaan upacara Rsi Ghana Alit disebutkan memakai Caru Panca Sata Malayang-layang dengan masing-masing dialasi kelabang maikuh sesuai dengan urip dan warna pengider-ider.
***