Representasi Gambaran Alam Pada Perwujudan Arsitektur Padmasana

Relief Padmasana
Representasi Gambaran Alam Pada PerwujudanArsitektur Padmasana Di Bali | disebutkan mengenai keterkaitan makna antara elemen-elemen pada perwujudan bangunan padmasana dengan gambaran alam nyata di bumi sebagaimana dijelaskan :
  • Pemutaran Gunung Mandara Giri berada di dasar lautan susu ksirarnawa yang maha luas dan maha dalam sebagai simbolis masing-masing bagian pada bangunan padmasana.
  • Karang Bhoma dapat dimaknai sebagai spirit penjaga kesakralan padmasana yang juga merupakan simbolisasi hutan di kaki gunung (pepalihan batur terendah). 
  • Ornamen Karang Hasti berbentuk kepala gajah yang terdapat di empat sudut bawah kotak pepalihan terendah bagian bebaturan padmasana bermakna sebagai binatang penyangga yang kuat. 
  • Karang manuk atau karang goak yang mengambil bentuk wajah burung atau burung gagak (cf. Gelebet, dkk.: 360). Pahatan kepala burung ini mengisi setiap sudut pepalihan. Ornamen karang Paramadhyaksa : Representasi Gambaran Alam pada Perwujudan Arsitektur Padmasana di Bali manuk dapat dimaknai sebagai petunjuk bahwa pepalihan ini menggambarkan habitat hidup bangsa burung yang memiliki sayap dan mampu terbang. 
  • Acintya sebagai simbolisasi atau lambang Tuhan yang tidak terpikirkan. 
  • Ornamen patra dalam pahatan pepatran merupakan ukiran bermotif tanaman-tanaman menjalar yang mengikuti aturan tertentu.
  • Pahatan tiga dimensi sosok manusia setengah burung elang yang bernama Garuda sebagai wahana Dewa Wisnu. Pahatan ini pun memiliki berbagai varian, seperti berwujud sosok Garuda saja, berwujud Garuda dengan tangannya yang menggenggam vas berisi tirtha amrta, atau berwujud Garuda yang ditunggangi Dewa Wisnu dengan amrta di tangannya sebagai simbol kesejahteraan dan kesehatan serta umur panjang bagi penyungsungnya.  
  • Di atas pahatan figur Garuda terdapat pahatan tiga dimensi lainnya yang berbentuk seekor angsa sebagai simbol widya yang sedang mengepakkan sayapnya.