Srsti

Srsti adalah keadaan utpati dimana alam baru dalam proses tercipta, yang dalam tahapan selanjutnya disebut dengan :
  • Swastika, proses alam dalam keadaan stabil serba seimbang.
yang merupakan dasar kekuatan dan kesejahteraan untuk Bhuana Agung (Makrokosmos) dan Bhuana Alit (Mikrokosmos)
  • Pralaya, proses yang alami menjadi kembali pralina ("Meniadakan"; Tri Kona) menuju sumbernya yaitu kepada Sang Pencipta.
Jadi tapak dara itu sebagai lambang keseimbangan alam ini. 
Ini artinya, munculnya tanda tapak dara di Bali ini sepertinya untuk mengingatkan kita agar selalu bersikap dan berbuat seimbang.
Pada waktu terjadi ciptaan (Srsti) dalam widhi tattwa disebutkan bahwa dengan kemahakuasaan-Nya (Kryasakti),
dunia diciptakan secara perlahan lahan (Evolusi) dari Sang Hyang Widhi dan kembali kepada-Nya pada waktu kiamat (Pralaya) sebagai halnya laba laba yang pada waktu  Srsti mengeluarkan benang jaringnya dari badannya sendiri dan akhirnya menarik kembali ke dalam dirinya pada waktu Pralaya (Urna Nabhawat).
Jadi Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta ini dari diriNya sendiri. Tetapi karena kemahakuasaan-Nya diri-Nya tetap sempurna.

Dalam Upanisada dikatakan :
“Purnamdah purnamidam, purnat purnam udacyate, purnasya purnamadaya, purnam eva awacisyate”.
“Sang Hyang Widhi adalah sempurna alam semesta inipun sempurna. 
Dari yang sempurna lahirlah yang sempurna, walaupun dari yang sempurna (Sang Hyang Widhi) diambil oleh yang sempurna ( alam semesta ) tetapi sisanya (Sang Hyang Widhi) tetap sempurna adanya”.
Proses terciptanya alam semesta Bhuwana Agung ini yang menurut manacikapura dalam kutipan artikelnya disebutkan dapat digambarkan sebagai berikut :
***