Loba

Loba atau Lobha adalah sifat serakah manusia yang perlu dikendalikan dan dinetralisir karena sifat loba dari sad ripu manusia ini akan dapat berpengaruh pada sifat tamak manusia, manusia akan semakin menjadi malas, pasif dan masa bodoh.

Dalam kehidupan ini, keserakahan tidaklah dapat berlangsung lama, dengan sifat loba yang berlebihan tersebut dalam sejarah Bali diceritakan pada saat Mayadanawa menjadi seorang raja saat itu yang sifatnya “Nyapa kadi aku” , tidak ingat akan dirinya sebagai seorang raja yang harus mengayomi dan melindungi seluruh rakyatnya. 

Akhirnya para Bhatara dan dewata di Tolangkir menghadap Hyang Pramesti Guru, memohon agar Prabu Mayadanawa yang mencemaskan penduduk Bali dimusnahkan dari madyaloka ini. 

Hyang Pramesti Guru memerintahkan para dewata para resi dan tidak ketinggalan Bhatara Indra agar turun ke Bali untuk melenyapkan raja Mayadanawa.

Terbunuhnya Mayadanawa dengan keserakahannya saat itu sebagai prilaku adharma yang sampai saat ini dirayakan sebagai hari raya galungan untuk kemenangan dharma melawan sifat loba asubha karma yang merupakan papa atau dosa yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka alam bhur loka sehingga mesti dihindari oleh setiap orang, terutama yang ingin sukses menempuh jalan rohani (Bhagavadgita (XVI.21)

Begitu pula dalam Manawadharmasasta XII.33 disebutkan : Loba sebagai sifat tamas yang perlu dikendalikan dan dinetralisir oleh umat manusia agar hidup ini berjalan sesuai dengan dharma dan kewajiban.
***