Pesaren Sari

Pesaren sari adalah pelinggih dengan rong dua di merajan yang berfungsi sebagai tempat bersinggahnya atau melinggihkan Ida Bhatara pada waktu diadakan bhakti piodalan di sanggah merajan, yaitu para dewata atau Ida Bhatara Trimurti dimana dalam label mata kuliah, kyhuaa mantranya disebutkan sebagai berikut : 
Ong Ang Brahma atma ya namah, Ong Ung Wisnu antaratma yenamah, Ong Mang Sri Prajapati yanamah swaha”.
Pada saat piodalan juga disebutkan dilengkapi dengan lamak sebagai lambang pijakan kita untuk menapaki hidup dalam sebuah pusaran waktu menuju kesejatian di alam semesta ini.

Sedangkan pemasangan ulap-ulap dalam Siva Siddhanta perihal penelitian merajan sebagaimana disebutkan beberapa contohnya :
  • Di Kemulan menggunakan :"Om Brahma Wisnu Iswara Dewam Jiwatmanam Trilokanam ............"
  • Pesaren, Ong Ang Brahma Atma Yenamah .............
Palinggih Rong Dua ini dalam padmayowana juga dijelakan,
Sebuah bangunan suci yang beruang dua tempat memuja leluhur dalam wujud purusa dan pradana. Tempat ini berfungsi untuk memuja leluhur yang telah menurunkan trah/keturunan secara langsung, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, buyut yang telah meninggal. Busana (Wastra) yang digunakan dalam Palinggih 
Dalam Piodalan :
  • Wastra Rong Dua adalah kain berwarna putih. Makna warna kain putih sebagai simbol kesucian. 
  • Banten yang di haturkan di Palinggih Rong Dua pada saat piodalan adalah Banten Soroan Tumpeng Pitu. Makna Banten Soroan Tumpeng Pitu adalah gabungan beberapa Banten yang jumlahnya tujuh tumpeng. Banten-Banten yang ada dalam Banten soroan tumpeng pitu antara lain: sesayut, tipat blayad, Ceper tulung, peras penyeneng, ajengan, tulung pengambean tumpeng 2, tulung pengambean tumpeng cerik 3, dapetang, ajuman, pajegan, pasucian, ulamne bayuh, kawisan, japitan. 
  • Mantra yang dipergunakan untuk pemujaan adalah sebagai berikut:
Om nama dewa adisthanaya
Sarwa wyapi wai siwaya
Padmasana eka pratisthaya
Ardhanareswarya namo namah.
 
Atau juga bisa mengunakan mantra seperti di bawah ini
om newata newati tilinggane,
singo wana pani, byonama swaha,
om dewa hyang-hyang puspa lingga byo namah swaha
Jika ditilik dari fungsi Rong Dua sebagaimana pemaparan di atas, hal ini mirip dengan sekte Pasupata, terutama Pasupata Dualis. Sebagaimana kita ketahui, Sekte Pasupata Dualis lebih menonjolkan pemujaan terhadap lingga-lingga/pelinggih-pelinggih Tuhan (Siwa) dalam wujud Pasu (Pusura) dan Pati (Pradana).
***