Ketekunan

Ketekunan adalah tekad yang kuat untuk dapat mencapai keberhasilan.

Ibarat air yg lembut, dia bisa melubangi batu yg keras,
itulah KETEKUNAN...
Orang yg TEKUN,
bekerja di mana pun pastilah di sukai.
KETEKUNAN itu bukanlah Bawaan Lahir,
namun sesuatu yg bisa di latih dan di asah..
SEKECIL APAPUN YG KITA LAKUKAN,
ASAL KITA TEKUN,
PASTILAH MENDAPATKAN HASIL !!!
Seperti konon diceritakan berkat ketekunan dan kepatuhan Bhatara Surya diberi gelar Siwaraditya oleh Bhatara Guru sebagai pahala atas ketekunannya menjadi saksi alam ini dan atas kepatuhannya kepada Bhatara Guru.
Rasa dekat dengan Tuhan yang ditumbuhkan dalam ketekunan sembahyang juga akan dapat meningkatkan rasa cinta kasih kepada sesama.
Karena jiwa atman yang ada pada semua mahkluk adalah satu, bersumber dari Tuhan.
Kalau kita umpamakan Tuhan itu magnit dan manusia adalah sepotong besi, maka besi yang ditempelkan kepada magnit tersebut akan menjadi magnit pula.
Kalau ada potongan besi yang lainnya ditempelkan pada besi yang telah menempel pada magnit, besi itupun akan menjadi magnit pula.
Demikian pula dalam aktivitas dan kreativitas belajar yang tekun dan gigih sebagai upaya untuk membangun landasan kehidupan yang kuat;
Dengan mengetahui kapan waktu untuk belajar yang baik dan tepat sesuai dengan Tri Guna yang dengan komposisinya ideal disebutkan akan dapat membuat orang jadi sukses.
Diceritakan Bagas adalah seorang murid teladan dengan nilai terbagus di kelas.
Pelajaran matematika selalu beroleh nilai terbaik, ia tidak pernah terlambat, selalu bersikap baik terhadap teman-temannya. 
Mari sama-sama kita dengarkan bagaimana ayah dari Bagas mendidik anaknya, 
Walaupun diejek karena miskin di rapat orang tua murid, ucapan bapak ini buat semua orang malu;
Tidak sedikit orang tua murid lainnya tampak kaget. Bapak yang tidak terpelajar namun mempunyai anak yang hebat.

Pak Bagas dengan agak sedikit canggung mulai berjalan ke depan. Ia sedikit tertunduk, tidak begitu berani menatap mata para orang tua murid lainnya.

Selang beberapa saat, pria paruh baya ini pun berkata, 
"Saya hanya suka melihat anak saya mengerjakan PR nya. 
Setiap kali sepulang kerja, tidak peduli seberapa capeknya saya, saya pasti akan duduk di samping dia untuk melihatnya mengerjakan PR yang ada. 

Suatu hari, anak saya bertanya kepada saya, 
"Ayah, setiap hari melihat saya mengerjakan PR, apa ayah mengerti apa yang saya kerjakan?" 
Saya pun berkata, "Ayah tidak mengerti." 

Kemudian anak saya bertanya, 
"Jika ayah tidak mengerti lalu bagaimana ayah tahu saya mengerjakannya dengan benar atau tidak? 
Saya hanya berkata, 
"Jika kamu mengerjakannya dengan cepat, maka ayah tahu bahwa soal ini sangat mudah, jika kamu menyalakan kipas angin, mengambil minum, maka ayah tahu bahwa soal tersebut susah."
"Saya seorang buruh bangunan. Suatu kali saya mengangkat wajah saya dan melihat bangunan tinggi yang saya bangun, saya bertanya kepada anak saya, 
Apakah kamu mau tinggal di rumah yang tinggi, yang besar, rumah yang indah? Mengendarai mobil bagus? 
Anak saya menganggukkan kepalanya. Saya berkata, "Oleh karena itu kamu harus belajar dengan baik dan tekun ya"
***