Penelitian Ritual Nangluk Mrana (Marana) | Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai budaya Bali yang sampai saat ini masih hidup dan berkembang dalam masyarakat Bali khususnya dalam hal :
- Mendeskripsikan dan mendalami struktur mantra dan saa dalam wacana ritual nangluk marana
- Mendeskripsikan dan mendalami wujud ritual serta menggali makna yang terkandung di dalam wacana ritual nangluk marana tersebut.
- Ritual nangluk marana di lingkungan rumah tangga
- Ritual Kalulut Bhaya,
- Ritual Sasih Keenem,
- Ritual Sasih Kesanga, dan
- Ritual Nawa Gempang
- Ritual nangluk marana dalam bidang pertanian.
- Ritual Balik Sumpah,
- Ngusaba | dilaksanakan bersama-sama atau sekelompok masyarakat dengan tujuan untuk keselamatan bersama.
- Marekang Toya,
- Nulak Bikul,
- Nulak Balang,
- Nulak Paksi,
- Nulak Mati Muncuk,
- Candang dan Lanas.
- Penyeneng mengandung makna agar Tuhan menganugerahkan kehidupan.
- Lis | lambang senjata Dewata Nawa Sanga.
- Suci | wujud ritual sebagai lambang kesucian Hyang Widhi yang dapat mewujudkan kebahagiaan rohani dan kemakmuran ekonomi .
- Ketupat dampul | lambang persembahan kepada I Ratu Ngurah Tangkeb Langit sebagai penguasa sawah.
- Angka 33 juga mencerminkan bahwa Dewa-Dewa itu berjumlah 33.
- Wangsuh | air suci yang diyakini umat Hindu sebagai anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi.Wasa.
- Petakut | sebuah sarana yang berbentuk manusia.
- Garam diidentikan dengan Baruna
Mitos marana dalam masyarakat Bali dapat ditemukan dalam naskah-naskah atau lontar seperti: Purwaka Bhumi, Kala Tatwa, Usada Kayuktian dan Bodha Kecapi, Sri Purana, Jaya Kasunu, Roga Sanghara Bhumi, dan Babad Dukuh Jumpung yang menguraikan asal-usul adanya dewa di Nusa yang disebut Ratu Gede Mecaling sebagai penguasa segala mahluk gaib.
Diuraikan pula bahwa, munculnya marana tersebut juga disebabkan karena murka-Nya Tuhan melalui manifestasi-Nya, karena manusia tidak taat menjalankan perintah agama.
***