Sanggah Tawang

Sanggah Tawang adalah perangkat upacara yang dibuat dari bambu, berbentuk segi empat panjang, memiliki pinggiran yang disebut "ancak saji", tidak memakai atap, bertiang empat buah sebagai kaki, biasanya terbuat dari pohon pinang.

Sanggah tawang memliki tiga macam ruangan (rong tiga) dan setelah berdiri pada sisi sebelah kanan depan dipasangkan yang disebut "biyu lalung" (pucuk pisang) dan disebelah kiri depan dipasangkan satu tangkai pohon "uduh peji", dan sebuah tempat berisi berem yang dinamakan "kelukuh". 

Sanggah twang ini diletakkan pada posisi arah timur laut ( arah gunung ) dan tingginya 3 - 5 meter. Timur lalut merupakan letak alam para Dewa. 

Sanggah tawang mempunyai makna sebagai simbul pada pelaksanaan karya di Pura.

Untuk mengetahui maknanya kita kaji sebagai berukut.

Sanggah tawang berasal dari kata: Canggah + Tawang.
  • Canggah yang dapat diartikan sebagai "sumber".
  • Tawang berasal dari suku kata Ta dan wang. Ta dapat diartikan "ada" dan awang agar memiliki arti, diberi sifat majemuk menjadilah awang-awang yang berarti "sepi atau sunia". Sunia diinterpretasikan sebagai Sang Hyang Widhi.
Dengan demikin Sanggah tawang mempunyai makna sebagai simbul stananya Sang Hyang Widhi beserta manisfestasi-Nya, yang menjadi sumber permohonan umat Hindu dalam suatu upacara agama.

Didalam pustaka Bhuwana kosa 1.2.10 disebutkan :
Sunyasca Nirbanadhika,
Siwangga Twe Rniksyate,
Kutah Tad Wakyama Tulam,
Srutwa Dewo Watista.
Maksudnya : ada alam sunia yg dianggap alam moksah sangat sakti, itulah disebut Sang Hyang Siwa.
Niskalancana Noropeksam,
Kewalyam Paramamsiwam,
Agarbha Janma Maranam,
Lalate Pari Sanyaset,
Maksudnya : Yang paling atas ada yang bernama Parama Kewalya, dengan sebutan Parama Siwa bersama Bhatara Sadha Siwa dan hal ini tidak dapat dijangkau oleh manusia.

Dari seloka diatas dapat lebih dimaknai tentang Sanggah Tawang memakai tiga ruangan, masing-masing ruangan sebagai simbul stananya Sanghyang Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa dengan sebutan "Sang Hyang Tri Purusa".

Pada Sanggah Tawang dilengkapi dengan perangkat lainnya seperi :
  • JANTUNG PISANG KAYU atau BIU LALUNG, sebagai simbul kekuatan Purusa (centana) dari Sang Hyang Widhi.
  • BUAH PINANG, sebagai simbul permohonan umat kepada Ida Sang Hyang Widhi, supaya apa yang dipersembahkan berpahala sesuai dengan persembahannya.
  • BUAH UDUH PEJI ( sejenis enau kurus ), merupakan simbul manefestasi Sang Hyang Widhi sebagai Bathara dan Bathari, Dewa dan Dewi yang ikut menyaksikan persembahan umat, dan memberi anugrah sesuai karmanya.
  • KELUKUH BERISI BEREM, Kelukuh terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk seperti kantong dan berisi berem. Kelukuh merupakan simbul kekuatan Prakerti (acetana) dari Sang Hyang Widhi. Berkekuatan prakerti beratti Beliau memberikan kekuatan pada setiap material yang dipersembahkan sebagai sarana memberikan anugrah kepada UmatNya.
Jadi persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi harus yang masih segar dan dilandasi rasa bakti yang tulus dan ikhlas. [Sumber : Suta Aianta]
***