Posisi tidur akan dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, serta memaksimalkan pemulihan tubuh

Dalam keyakinan Hindu, orang harus tidur dengan posisi mengikuti arah Matahari terbit dan posisi gunung.
Kalau tidak demikian, biasanya dikatakan bisa kena bencana. 

Terlebih untuk para pelajar (Brahmacari) serta kaum intelektual (Brahmana), menghadap Timur lebih direkomendasikan dibanding Barat. 
Diyakini bahwa posisi tidur ini akan meningkatkan konsentrasi, daya ingat, serta memaksimalkan pemulihan tubuh. 
Bagaimanakah penjelasannya?

Seperti yang kita ketahui, Matahari selalu melakukan gerak hariannya dari Timur menuju Barat. Dan aliran energi kehidupan (Prana) pun mengalir dari Sahasrara Chakra (pleksus energi pada Lobus Parietal di Otak) menurun hingga menuju Muladhara Chakra (pleksus energi pada Tulang Duduk/Os Coccygeal). 
Secara logis, jika kedua energi ini bergerak secara bersama-sama dan sinergis, tentunya hal itu akan meningkatkan kekuatan seseorang secara fisik maupun mental sehingga lebih siap menerima pengetahuan dan pengalaman baru.

Dalam kitab Niti Sastra disebutkan : 
Jika letak kepalamu di timur, kamu akan panjang umur (dirgayusa). Jika di utara, engkau akan mendapat kekayaan. Jika letak kepala di barat, rasa cintamu akan mati, dan engkau akan dibenci orang. Jika membujur ke selatan akan pendek umurmu yang menimbulkan rasa duka cita"

Dengan demikian, tidur dengan posisi kepala ke timur atau utara, pertanda positif.
Karena,
  • Pertama, timur itu mengarah kepada matahari terbit. Matahari adalah sumber hidup, simbol kekuatan Tuhan.
Letak bangunan pura-pura Hindu sebagian besar terletak di timur menghadap ke barat, sehingga orang sembahyang menghadap ke timur.
Timur berarti purwa, yang berarti permulaan yakni permulaan timbulnya matahari.
Arah timur dilambangkan dengan warna putih, dengan dewanya Iswara, sebagai lambang keesaan dan lambang kesucian. 
  • Kedua, tidur dengan kepala berada di utara, yang berarti menghadap ke gunung, Kata utara, berasal dari urat kata "ut" yang berarti menonjol atau menjulang, yang dimaksudkan tiada lain adalah gunung. 
Dalam konsep luan teben, utara itu disebut kaja lawan dari kelod yang berasal dari kata ke laut yang dianggap sebagai hilir.
Gunung juga disebut "acala lingga" yang mempunyai pengaruh terhadap kemakmuran.

Demikian disebutkan sebagai piteket leluhur yang dikutip dari berbagai sumber Hindu Dharma. 

***