Madya

Madya adalah tingkatan menengah atau ukuran sedang.

  • Madyaning nista artinya sedang di antara yang kecil (alit).
  • Nistaning madya artinya terkecil di antara yang sedang.
  • Madyaning madya artinya sedang di antara yang sedang.
  • Utamaning madya artinya terbesar di antara yang sedang.
  • Madyaning utama artinya sedang di antara yang besar.
Dalam pembagian halaman pura disebut dengan Madya Mandala yaitu :
Bagian tengah yang menggunakan ukuran Asta Bumi dalam lontar asta kosala kosali.

*** 

Yadnya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sanghyang Mahakarana atas anugrah kehidupan ini. Segala bentuk pengorbanan (tenaga, pikiran, waktu, materi) tercurah dalam sebuah yadnya.

Beryadnya adalah proses berkarma menata keseimbangan rasa untuk menggapai berkah Hyang Jagatkarana.
 
Ketika landasannya adalah “lascarya” (tulus), maka istilah berat, repot, atau miskin, semuanya jadi sirna. 
Justru beryadnya adalah proses “pengayatan sejati”, kaya akan karma, kaya rasa syukur, kaya sujud bhakti, kaya pahala, sarat dengan investasi moral dan spiritual.

Dengan beryadnya, kita mengubah materi duniawi menjadi kekayaan sejati yakni “kebajikan” yang nantinya bisa dibawa ke sunialoka
  • Sedangkan kekayaan mentah (materi) tak bisa dibawa ke sana.
  • Yadnya adalah proses pematangan rasa untuk tidak pernah berhitung secara matematika duniawi. 
Hitungannya adalah matematika sunia yakni “ketulusan”. Para leluhur sejak jaman dahulu telah mendapatkan kebijaksanaan dan kemuliaan dengan jalan beryadnya [Ki Buyut Dalu].

Dan sebagaimana disebutkan :
  • Dalam tingakatan upakara berdasarkan Tri Angga penggunaan ayaban sebagai simbol madya.
  • Pekarangan dengan ukuran sikut satak dimana dikatakan posisi madyaning utama adalah tempat "Bale Dangin".
  • Dll
***