Tangisan Bayi saat Lahir

Saat bayi lahir untuk beberapa saat, bayi berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan barunya di mana dia harus bernafas sendiri, sehingga dia akan menangis untuk beberapa saat. 
Tapi ketika sudah berhasil menyesuaikan diri, dia akan tenang dan berhenti menangis.

Di Bali, Tangisan itu artinya ngeling, yang berasal dari kata eling yaitu disebutkan 
Sebagai manusia hendaknya kita harus selalu ingat dan sadar sebagai isyarat agar kemanapun kita pergi hendaknya selalu memohon perlindunganNya.

Dalam lontar Anggasya-Prana diceriterakan kehidupan bayi selama berada dlm kandungan si ibu di jaga dan dilindungi oleh Hyang Siwa, yaitu manifestasi Hyang Widhi Wasa yang berfungsi sebagai Pamralina. 

Kehidupan bayi dalam kandungan dipelihara dan dilindungi oleh "Nyama Bajang" atau "Sang Hyang Catur Sanak" atau nyama papat, yang selanjutnya banyak memiliki nama lain setelah bayi lahir. 

Diceritakan bahwa menjelang lahir, bayi justru tidak mau lahir karena setelah ditanya Hyang Siwa si bayi takut akan kekuatan-kekuatan alam seperti panas, dingin, angin, gumeruh dsb. Atas saran Hyang Siwa, si bayi meminta bantuan kepada Sang Catur Sanak. Akhirnya Sang Catur Sanak mau membantu kelahiran si bayi asal selama hidupnya nanti selalu ingat akan jasa-jasa Sang Catur Sanak. 

Setelah terjadi proses kelahiran, ari-ari si bayi dipotong dan si bayi pun menangis menjerit-jerit karena mengira berpisah dengan saudara-saudaranya itu.

Dalam Kajian Ilmiah disebutkan :
Jadi, bayi itu ketika di dalam kandungan itu bernafas melalui plasenta, lebih tepatnya oksigen yg dihantarkan melalui plasenta.

Oksigennya dapat dari mana?
Dari ibu nya dong, kan ibunya bernafas. Ibunya jadi semacam tangki oksigen raksasa gitu buat si bayi.
Saat masih di dalam rahim, bayi mendapatkan oksigen melalui plasenta.
Selain itu, paru-paru bayi berisi cairan amnion (cairan ketuban) yang melindungi bayi selama di kandungan.

Bagaimana dgn paru-parunya?
Paru-paru bayi di dalam kandungan sudah terbentuk namun belum dipakai karena selama dalam kandungan, bayi berada di dalam air ketuban. Bayangkan kalau bayi bernafas memakai paru2 dalam air ketuban, jadi bernafas di dalam air dong!

Nah sampai sini sudah jelas ya!
Bahwa bayi di kandungan bernafasnya melalui oksigen yg dialirkan lewat Plasenta sedangkan paru-parunya sudah terbentuk namun belum digunakan.

Nah pada saat dilahirkan, dokter akan memotong plasenta bayi ini sehingga saluran oksigen yg selama ini memberinya oksigen siap pakai, dipotong.
Ibaratnya orang kesulitan bernafas lalu diberi tabung oksigen, lalu tiba-tiba tabung oksigennya dilepas, ya mengap2 nafasnya. Ini yg terjadi pada bayi baru lahir. Ketika plasentanya dipotong, saluran oksigennya terputus, tapi tidak sampai mengap2 ya. Karena saluran oksigennya terputus, tubuhnya mendeteksi hal ini dan menangislah dia.

Ketika dia menangis, dia juga akan menarik nafas, nah tarikan nafas inilah yg membuat paru-parunya mengembang dan berfungsi sebagaimana mestinya.
Terkadang, cairan ketuban terkadang masih tersisa di paru-paru bayi saat lahir sehingga berisiko menyumbat sistem pernapasannya.

Nah, di sinilah letak fungsi bayi menangis saat lahir. Tangisan bayi dapat membantu membersihkan lendir yang tersisa di paru-paru untuk memudahkan jalannya oksigen.
Cara yang biasa dilakukan oleh tim medis adalah dengan membersihkan seluruh tubuh bayi, mulai dari wajah, kepala, dan bagian tubuh lainnya.

Selain itu, tim medis menepuk-nepuk atau menggosok perut, punggung, dan dada bayi, atau menekan telapak kaki bayi untuk merangsang pernapasan bayi.

Bila bayi tetap tidak menangis, dokter akan mengisap cairan dari mulut dan hidung bayi menggunakan pipa isap kecil untuk membersihkan sumbatan dan memastikan kedua lubang hidungnya terbuka dengan penuh.

Ketika sudah berhasil menyesuaikan diri, dia akan tenang dan berhenti menangis.

Dalam beberapa kajian filosofis & Psikologis :
  • Immanuel Kant seorang filsuf Jerman abad pertengahan berpendapat bahwa tangis bayi pada waktu lahir merupakan protes jiwa manusia terhadap belenggu kejasmanian.
  • Menurut Freud, Ranke, dan Bernfeld menerangkan bahwa tangis bayi itu merupakan ekspresi daripada ketakutan dan keinginan akan regresi. Pada waktu anak masih dalam kandungan, ia ada dalam kedaan yang serba "sempurna", serba aman.
  • Dr. Sis Heyster memberikan interprestasi tangis pada waktu kelahiran itu secara psikologis, yaitu sebagai pertanda mulainya adanya kesadaran pada anak. Kiranya pendapat ini memang tidak dapat dipungkiri. Disamping dapat diberi interprestasi secara pisikologis tangis pada waku kelahiran itu juga dapat diterangkan secara biologis.
Demikian disebutkan tagisan bayi saat lahir dalam berbagai kajian dalam Hindu (ref) agar kita selalu ingat akan tujuan hidup di dunia ini.
***