Apan pran eti svadhaya grbhito

Apan pran eti svadhaya grbhito artinya jiwa yang memiliki tubuh sementara dalam mahluk hidup.
Menyadari hal itu orang seharusnya menghargai hidup, dengan tetap selalu berbuat baik untuk dapat meningkatkan perwujudan Atma selanjutnya atau bahkan dapat manunggal dengan kesadaran sempurna bebas dari lingkaran samsara. 
Namun keterbatasan orang oleh karena awidya membuat jarak pandangan orang sebatas pemuasan indria tubuh fisik, mencari kesenangan dunia mementingkan diri sendiri, yg tidak jarang malah menjerumuskan orang pada perbuatan tidak baik.

Adapun jika dalam hidup ini orang tidak menyadari tentang berbuat baik, selalu berbuat jahat maka kelak :
  1. Terlahir sebagai manusia yg memiliki hidup penuh kegelapan.
  2. Terlahir sebagai mahluk yg lebih rendah, binatang atau tumbuhan.
  3. Terjebak pada alam maya marcapada, menjadi hantu gentayangan. Lebih parah tertarik ke alam alam bawah, neraka yang gelap.
  4. Tidak mendapat anugerah pertolongan alam alam suci dalam perjalanan setelah kematiannya.
Sebaliknya apabila orang sepanjang hidup nya selalu berbuat baik dgn tulus iklas maka kelak :
  1. Terlahir sebagai manusia yg memiliki kehidupan bercahaya, penuh kebahagiaan.
  2. Mendapat pertolongan dari alam alam suci saat perjalanan atma setelah kematiannya.
  3. Dapat mencapai alam alam suci sehingga lepas dari lingkaran samsara(punarbawa) atau bahkan dapat manunggal sempurna (moksa)
Jadi hanya dengan berbuat baik maka ada keselamatan dalam hidup dan setelah kematian. Jika demikian janganlah malas utk berbuat baik, sekecil apapun perbuatan itu sangat berarti.

Demikianlah disebutkan dalam kutipan sloka dari Rig Veda I.164.38 seperti yang disebutkan dalam Tatwa Hindu Dharma (ref) :
Apan pran eti svadhaya grbhito
Amartyo martyena sayonih

Artinya :
Jiwa yang memiliki tubuh yang sementara,
mengambil bentuk keberadaan lain mahluk
seperti ini atau seperti itu [terlahir kembali]
menurut perbuatannya [sesuai dengan
karmanya] sendiri.

***