Menurut cerita;
Hanya Wibisana lahir dari “prosedur” perkawinan / pawiwahan yang benar dari ayah dan ibunya.
Artinya sah secara filosofis, sosiologis dan yuridis. Karena ketika akan mengadakan “pertemuan” terakhir itu, sang bhagawan dan sukesi baru sadar bahwa perbuatannya yang terdahulu sungguh tidak terpuji, tidak layak dilakukan oleh seorang bhagawan.
Mereka baru menyadari, bahwa hanya sepasang suami-istri yang sah, yang bisa melakukan hubungan intim begini.
Dan dalam berbagai kisahnya dalam Ramayana dikisahkan sebagai berikut
- Wibisana menyayangkan kehadiran kakaknya yaitu Kumba Karna, yang mau berkorban membela keserakahan Prabu Dasamuka (Rahwana).
- Dalam peperagan, Wibisana menciptakan ribuan burung Garuda untuk menyambar setiap ular dari senjata Nagapasa Indrajit ini.
- Sang Trijata yang baik hati yaitu putri dari Wibisana menjaga Dewi Sita di Taman Angsoka. Dewi Sita pun menceritakan semua kesedihan dan kerinduannya terhadap Sang Rama kepada Sang Trijata.
Dalam Hindu, sebagai mahluk yang hampir abadi disebutkan bahwa Wibisana memiliki jiwa yang murni dengan hati yang murni pula dan merupakan pengikut setia Sang Rama.
Setelah mengalahkan Rahwana, Wibisana pun dinyatakan sebagai Raja Lanka [sekarang Sri Lanka] oleh Rama dan dikatakan telah diberi restu / anugrah umur seumur hidup untuk menjaga kerajaannya di Lanka dengan baik.
Vibhishana akan hidup sampai akhir Kaliyuga ini. Adapun riwayat dari Vibhishana adalah lahir di Satyayuga.
Wibhishana mulai memerintah di Tretayuga setelah kematian Rahwana. Vibhishana mulai memerintah Lanka saat Sri Rama mulai memerintah Ayodhya.
Wibisana juga masih memerintah saat Yudistira memerintah. Yudistira lahir 128 tahun terakhir dari Dwaparayuga.Hanya 128 tahun Dwaparayuga yang tersisa saat Yudistira lahir.
Jadi, Wibisana memerintah seluruh Dwaparayuga. Dwaparayuga berumur 864,000 tahun sebagai gaian dari catur yuga dalam siklus drama kehidupan alam ini.
***