Dwapara Yuga

Dwaparayuga adalah bagian dari zaman ketiga dari perputaran catur yuga yang berlangsung selama 864.000 tahun.

Dimana dalam Hindu, pada zaman Dwaparayuga ini dikenal Awatara Wisnu terlahir kembali sebagai Kresna putra Basudewa. 
Pada zaman tersebut Parasurama menjadi guru sepupu Kresna yang bernama Karna yang menyamar sebagai anak seorang brahmana. 

  • Dvapara-yuga-sandhya (dawn): 72,000 (200 divine)
  • Dvapara-yuga (proper): 720,000 (2,000 divine)
  • Dvapara-yuga-sandhyamsa (dusk): 72,000 (200 divine)
Pada zaman ini, dikatakan dominasi di Awal, sifat Alam Kebaikan 50% dan Nafsu 50%. Merosot menjadi 25% Sifat alam Kebaikan, 50% Sifat alam Nafsu, dan muncul 25% Sifat alam Abai di akhir zaman Dwaparayuga. 
Kejahatan ada di lingkungan keluarga, seperti yang dikisahkan Epic Mahabharata dimana terjadi konflik Kerajaan Pandawa dan Kurawa yang masih satu saudara.

Dalam Dwaparayuga ini juga disebutkan :
  • Administrator serta Prajurit perang (Ksatriya) dan para pedagang (Vaisya) mendominasi.
  • Teknologi menggunakan alat-alat material yang diperkuat oleh kegiatan ritual/tantra.
  • Upacara Keagaaman seperti Ritual Peribadatan didepan Arca-Arca (Patung Personalitas yang bersifat Ruhani dan kekal). Dimana orang yang asalkan melakukan Ritual, tidak peduli kaya, miskin, baik, jahat, maka ia akan dihormati.
  • Rasionalitas diutamakan, namun kelicikan dan kebohongan mulai nampak.
Demikian disebutkan pada ZAMAN DUAPARA (DUAPARA YUGA) ini :

Godaan muncul terutama pada mereka yang memegang kekuasaan. “Aku yang memegang kekuasaan akan sangat pantas bila aku boleh memiliki lebih dibandingkan dengan rakyat. Aku raja dan penguasa sangat pantas memiliki hak-hak istimewa, lebih dari yang lainnya”. Dengan berbagai rekayasa, dengan berbagai akal, melalui berbagai aturan dibuat, yang memungkinkan hak-hak para penguasa lebih dari yang lain.

Rekayasa hukum dan peraturan dibuat sedemikian rupa sebagai pembenaran. Ketidakadilan mulai merambat, pelan dan past. Keserakahan mulai mendapat pembenaran. Hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil. Sementara pemimpin sewenang-wenang.

Para pemimpin tidak lagi jujur, tidak lagi jujur dengan rakyat yang dipimpinnya. Saat apa yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang mereka rasakan atau mereka pikirkan. Saat ucapan tidak lagi sama dengan perbuatan. Saat pemimpin menjadikan diri mereka penguasa yang memerintah. Saat mereka sebagai penguasa juga adalah pengusaha yang memperkaya diri mereka sendiri beserta kronikroninya saja.

Dan sebagaimana diceritakan pada zaman Dwapara Yuga ini, 
Raja yang terkenal di Kerajaan Surasena yaitu Kamsa, karena Kamsa pada saat memerintah sangatlah lalim, ia akhirnya dibunuh oleh Kresna, putra Wasudewa.

Setelah itu Kresna mengambil alih pemerintahan Surasena dan ketika invasi Raja Jarasanda, wangsa Yadawa mengungsi ke Dwarka dan mendirikan kerajaan di sana, bernama Kerajaan Dwaraka.
***