Tan Kagrahita Dening Manah Mwang Indrya

Tan Kagrahita Dening Manah Mwang Indrya artinya Tuhan tak mampu dijangkau oleh pikiran dan indria manusia, akibat keterbatasan kemampuan.

Diceritakan seorang siswa sekolah dasar konon pernah bertanya kepada Guru agamanya,

"Bu Guru, kenapa sering saya jumpai ketika seseorang mempersembahkan canang (rarapan) di atasnya kerap diisi jajan (sanganan), permen dll, apakah Tuhan akan menyantapnya?"

Ibu Guru sempat terdiam dan merenung, sesaat setelahnya beliau mulai berbicara,
"Nak, tetua Bali pernah menyebut "tan kagrahita dening manah mwang indrya", bahwa Beliau, Tuhan tak mampu dijangkau oleh pikiran dan indria manusia. 
Dan akibat keterbatasan kemampuan ini, berbagai pola jalan pun muncul sebagai bagian dari tingkat pemahaman masing-masing. Pun demikian, dimasing-masing jalan tersebut kembali memunculkan berbagai bentuk implementasi, lagi-lagi ini tergantung pada tingkat pemahaman.

Di jalan bhakti khususnya, 
Beliau kerap dipersepsikan sebagai sosok berwujud (saguna), akibat berwujud, maka cara pendekatan bhaktinya kerap memakai alat bantu dimana salah satu wujudnya adalah bebantenan seperti di Bali. Pun demikian bebantenan, segala pilihan bentuk dan isinya juga tergantung pada tingkat pemahaman seseorang.

Ada yang merasa cukup mempersembahkan bunga, ada yang merasa cukup memakai dupa, ada yang mempersembahkan makanan, minuman bahkan sampai uang dan rokok. Semua itu sah dan boleh-boleh saja menyesuaikan pada capaian pemahamannya.

Tak berbeda seperti dirimu Nak, sepulang sekolah membawa satu buah permen, kemudian memberikannya kepada orang tuamu, 
kemudian seiring berjalannya waktu engkau bertambah dewasa, yang engkau berikan kepada orang tua bisa jadi sebuah rumah, mobil atau yang lainya, dan bisa jadi, pada satu titik, segala bentuk materi tak lagi engkau berikan kepada orang tua, cukup merawat dengan kasih sayang setiap harinya, atau sekedar duduk di sampingnya hanya untuk menemani.

Semua pilihan persembahan manapun dijalankan adalah benar, Nak. 

Benar sesuai tingkat capaian pemahaman masing-masing. Yang agak keliru adalah, bila engkau mulai menyalahkan pilihan jalan orang lain, kemudian menyangka hanya pilihan jalan mulah yang paling benar"

Demikian dikutip dari salah satu penjelasan Hindu Dharma di fb; dimana :
Dasar persembahan adalah keiklasan, 
Dasar dari keiklasan adalah kemampuan, 
Kemampuan memerlukan arahan, 
Arahan membutuhkan pemahaman, 
Demikian pula halnya pemahaman membutuhkan pendalaman & pengetahuan.
***